3 Sinyal Kuat Bahlil Lahadalia Berpotensi Jadi Ketua Umum Golkar, Dukungan DPD Hingga Faktor Jokowi?
Saat ini telah ada 34 jajaran DPD Partai Golkar di tingkat Provinsi yang mendukung Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bahlil Lahadalia digadang-gadang menjadi calon kuat Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Sinyal-sinyal Menteri Investasi pada Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu untuk menjadi Ketua Umum Golkar pun mulai terlihat.
Baca juga: Bahlil Jadi Ketua Umum, Idrus Yakin Airlangga Tetap Diakomodir DPP Golkar dan Kabinet Prabowo-Gibran
Mulai dari dukungan pengurus DPD Golkar hingga pertemuan dengan Jokowi dapat menjadi jalan bagi Bahlil menduduki kursi ketua umum Golkar.
1. Dukungan 34 DPD
Ketua Dewan Pembina Bapilu Partai Golkar Idrus Marham mengatakan saat ini telah ada 34 jajaran DPD Partai Golkar di tingkat Provinsi yang mendukung Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Dukungan itu muncul di tengah proses mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Idrus meyakini pengurus di empat DPD Partai Golkar tingkat provinsi lainnya juga akan menyusul memberikan dukungan.
Ia mengatakan pengurus dari 34 DPD Partai Golkar di tingkat Provinsi tersebut telah menyatakan dukungannya di antaranya melalui surat.
Surat tersebut, kata dia, tidak disampaikan melaluinya karena dirinya hanya menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Bapilu Partai Golkar.
Namun, ia memastikan dukungan tersebut karena telah berkomunikasi dengan setidaknya pengurus di 30 DPD Partai Golkar di tingkat Provinsi.
"Yang rilis kalau nggak salah sudah 34. Yang lain itu menyusul hanya masalah teknis. Dukungannya nencalonkan Bahlil sebagai Ketua Umum pengganti Airlangga," kata Idrus di Jakarta Pusat pada Selasa (13/8/2024).
Idrus menyatakan tidak melobi mereka, namun menyampaikannya secara langsung.
Ia mengatakan ada sejumlah alasan yang mendasari dukungan mereka kepada Bahlil.
"Pertama adalah selama ini kan sudah dilihat kiprahnya Bahlil. Kemudian yang kedua kekaderannya jelas. Ketiga, prestasinya jelas. Keempat, komunikasinya jelas. Kelima, itu tadi, lahir dalam sebuah proses sehingga dia sepatu miring (rajin melakukan kerja-kerja politik ke bawah)," kata dia.
"Kemudian dengan posisi yang ada itu bisa menjad perekat. Bangsa ini memerlukan pemimpin yang perekat. Apalagi di Golkar kan kumpul semua," sambung dia.
Idrus juga mengatakan secara organisasi, Bahlil memenuhi syarat untuk menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.
Ia mengatakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar adalah pernah menjadi pengurus DPP selama satu periode dan atau organisasi pendiri dan juga pengurus satu tingkat di bawahnya yaitu DPD 1 (tingkat provinsi) Partai Golkar.
Idrus pun sempat menunjukkan Surat Keputusan (SK) yang ditandatanganinya saat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar terkait dengan kepengurusan Bahlil sebagai Bendahara DPD 1 Partai Golkar Provinsi Papua.
"Bahlil itu pada saat saya jadi Sekjen dan Ketua Umumnya Aburizal Bakrie itu pernah menjabat, kita SK-kan sebagai Bendahara DPD 1 Partai Golkar Provinsi Papua. Ini jadi memenuhi syarat, jadi kalau ada goreng-goreng seperti ini ini mungkin tidak tahu yang kita maafin," kata dia.
"Makanya kita akan beritahu makanya saya terpanggil untuk menjelaskan ya Saudara Bahlil memenuhi syarat ya secara organisatoris seperti itu," sambung dia.
Baca juga: Pengamat Sebut Bahlil Lahadalia Bisa Jadi Ketua Umum Golkar Gantikan Airlangga Hartarto
2. Pertemuan dengan Jokowi dan JK
Bahlil Lahadalia buka suara soal pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan politikus senior Golkar Jusuf Kalla.
Pertemuan tersebut menjadi sorotan karena namanya masuk dalam bursa Plt Ketua Umum Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur.
Bahlil mengaku pertemuan dirinya dengan Jokowi untuk meminta arahan.
Sementara pertemuannya dengan Jusuf Kalla untuk silaturahmi.
"Oh biasa lah sama Bapak Presiden, kalau Pak Presiden kan Presiden Republik Indonesia. Jadi saya harus minta apa, arahan, semua apa kan. Kalau Pak JK, ya senior saya, jadi saya harus datang silaturahmi ya," kata Bahlil di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Senin, (12/8/2024).
Bahlil tidak menjelaskan kapan dan dimana pertemuan tersebut digelar.
Hanya saja politikus Golkar tersebut membantah dalam pertemuan tersebut meminta arahan untuk menjadi pelaksana tugas (Plt) Ketum Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketua Umum Golkar.
Menurut Bahlil dirinya bukan pengurus DPP Golkar.
"Oh nggak ada, saya bukan pengurus DPP. Jadi kembali kepada internal Golkar," katanya.
Diketahui setelah Airlangga Hartarto mengumumkan mundur sebagai Ketua Umum Golkar, beredar foto Bahlil Lahadalia bertemu dengan Presiden Jokowi.
Bahlil tampak memakai baju koko putih lengan panjang lengkap dengan peci kuning.
Sementara Jokowi mengenakan kemeja putih dan peci hitam.
Keduanya tampak berbincang di samping taman yang diduga di komplek Istana Kepresidenan Jakarta.
Sementara itu foto lainnya Bahlil menemui Jusuf Kalla di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pakaian Bahlil yang dikenakan saat bertemu JK sama dengan yang digunakan saat bertemu Jokowi.
Beredar isu bahwa dalam pertemuan tersebut Bahlil meminta restu untuk maju menjadi calon Ketua Umum Golkar.
Baca juga: Bahlil Akan Terpilih Jadi Ketum Golkar Gantikan Airlangga, AGK Plt, Kata Politikus Golkar Ini
3. Memenuhi Syarat Jadi Ketua Umum Golkar
Idrus Marham mengungkap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memenuhi syarat sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar, pengganti Airlangga Hartarto.
Guna mendukung persyaratan sebagai Ketua Umum Golkar, Idrus menunjukkan surat keputusan (SK) kepengurusan Bahlil sebagai bagian dari anggota Partai Golkar.
Dimana, pada saat kepemimpinan Aburizal Bakrie, Bahlil pernah menjabat sebagai Bendahara DPD Golkar Papua.
Sehingga Bahlil memenuhi syarat bahwa sebagai calon ketua umum harus pernah menjadi pengurus DPP satu periode atau pengurus DPD 1 Golkar.
"Bahlil pada saat saya jadi Sekjen dan ketua umumnya ya Aburizal Bakrie itu menjabat sebagai, pernah kita SK-an sebagai bendahara DPD 1 Partai Golkar Provinsi Papua," kata Idrus saat konferensi pers di kawasan Matraman, Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Idrus pun membantah anggapan bahwa Bahlil tidak memenuhi syarat sebagai calon ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Ya saudara Bahlil adalah memenuhi syarat ya secara organisatoris seperti itu, bahkan kalau kita ingin bandingkan dengan kader-kader yang ada justru ya saudara Bahlil ini adalah merupakan kader plus," ungkap Idrus.
Mantan Menteri Sosial ini pun juga menyebut, Bahlil punya pengalaman memimpin Golkar karena memahami kepengurusan dari tingkat daerah.
Bahkan, Bahlil disebut merupakan kader yang besar dari bawah.
"Kemudian yang kedua adalah bahwa dia tampil sebagai seorang kader Golkar yang bisa berkiprah di mana-mana menjadi entrepreneurship, menjadi pengusaha menjadi ketua umum HIPMI dan lain-lain sebagainya, kemudian aktif pernah menjadi pimpinan HMI kemudian ketua pemuda masjid ini kan kader plus, ah coba tanya kader-kader yang lain pernah nggak melalui proses itu," ujar Idrus.
Bahlil juga menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas usaha sendiri, bukan karena usulan partai.
"Kan banyak artinya ada modal-modal sosial di samping hanya sekedar di Golkar dan sekarang menjadi menteri investasi dan memang ketika menjadi menteri investasi karena profesional bukan karena, memang karena Golkar," terang Ketua Dewan Pembina Bappilu Golkar ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.