Akademisi Beberkan Kondisi Masyarakat dan Upaya Pemerintah Atasi Gizi Warga Pascakemerdekaan
Pascakemerdekaan, kondisi gizi masyarakat Indonesia sungguh memprihatinkan. Kemiskinan dan kelaparan masih banyak
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persoalan gizi masih menjadi tantangan Indonesia sampai saat ini.
Namun, bagaimana kondisi kondisi gizi masyarakat Indonesia pascakemerdekaan?
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Sri Margana mengatakan, keadaan Indonesia pascakemerdekaan sungguh memprihatinkan.
Baca juga: Kabar 2 Anak Dianiaya Orangtua Angkat di Jakut, Dokter Pulihkan Gizi dan Psikolog Hilangkan Trauma
“Kondisi masyarakat Indonesia di awal kemerdekaan cukup memprihatinkan, kemiskinan dan kelaparan masih banyak ditemukan di Jawa," kata Sri kepada wartawan,
Tidak jarang masyarakat makan bongkol pisang, juga ketela pohon, apa saja yang bisa dimakan di masa itu.
"Hingga akhirnya di tahun 1950 didirikan Lembaga Makanan Rakyat membantu masyarakat mengakses makanan yang sehat," kata Sri Margana.
Pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia di bidang kesehatan, mulai dari mendirikan fakultas kedokteran hingga mendapat bantuan tenaga ahli .
"Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan tenaga ahli di bidang kesehatan, pemerintah Indonesia mulai menggagas pendirian pabrik susu pertama untuk atasi masalah nutrisi di masyarakat, terutama anak Indonesia," katanya.
Gusti Kanjeng Ratu Hayu, putri Keempat Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, kakeknya, Sri Hamengkubuwono IX pada tahun 1955, Hamengkubuwono IX menyediakan lahan untuk keberadaan pabrik NV Saridele.
"Pertimbangannya adalah saat itu Yogyakarta memiliki pasokan dan kualitas kedelai yang cukup," katanya.
Setelah beberapa tahun berjalan, Hamengkubuwono IX juga melihat bahwa prospek pabrik ini cukup baik, jadi tidak hanya lahan untuk pabrik, disediakan juga lahan untuk penanaman dan pembibitan kedelai.
Berdirinya pabrik NV Saridele atau saat ini Sarihusada dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, petani kedelai mendapat pendapatan yang stabil sehingga berdampak positif pada ekonomi.
Baca juga: Pakar Kesehatan Ingatkan Unsur Gizi Ini Harus Ada dalam Program Makan Gratis
Produktivitas pabrik juga sangat baik, sampai menghasilkan 300 ton susu, 100 ton diantaranya dijual langsung ke masyarakat selama tahun 1957.
"Harapannya, sejak dirintis di tahun 1954, semoga SGM dapat terus eksis dan memberikan kualitas yang terbaik dengan harga yang terjangkau”, ungkap Gusti Hayu.
Dalam mendukung akses nutrisi terbaik, Sarihusada berkomitmen untuk terus melakukan riset dan inovasi dengan tim peneliti terbaik didukung dengan fasilitas Research Center di Yogyakarta, untuk menghadirkan produk bergizi yang dibuat khusus untuk menjawab tantangan kebutuhan gizi, termasuk kekurangan Zat Besi seperti SGM Eksplor.
Arif Mujahidin - Corporate Communications Director Danone Indonesia mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus menghadirkan produk nutrisi berkualitas tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat dan membawa dampak positif bagi kemajuan bangsa.
Selain memberikan akses terhadap produk nutrisi, kami juga berkomitmen untuk turut mendukung langkah anak untuk menjadi generasi maju.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.