4 Kali Minta Maaf di Penghujung Kekuasaannya, PDIP Pertanyakan Konteks hingga Kejujuran Jokowi
Politisi asal Yogyakarta pun mencontohkan, konteks permintaan maaf dalam hal kemiskinan yang meningkat, demokrasi yang menurun, indeks pemberantasan
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto mempertanyakan konteks permintaan maaf yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, pada hari ini, Jumat (16/8/2024).
Menurut Hasto, seharusnya Presiden menyampaikan permintaa maaf sembari melaporkan secara objektif terkait kinerja yang telah dilakukannya selama ini.
Apalagi, kata Hasto, Jokowi menyampaikan hal itu dalam forum resmi di hadapan Pimpinan dan Anggota MPR dan DPR RI.
"Ya itu kan dilakukan di forum resmi sehingga harus dijelaskan konteks minta maafnya terhadap kebijakan-kebijakan yang seharusnya dilaporkan secara objektif," kata Hasto saat ditanya wartawan usai menjadi pembicara utama dalam bedah buku 'Merahnya Ajaran Bung Karno' dalam refleksi Kemerdekaan di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Banten, Jumat (16/8/2024).
Politisi asal Yogyakarta pun mencontohkan, konteks permintaan maaf dalam hal kemiskinan yang meningkat, demokrasi yang menurun, indeks pemberantasan korupsi justru memasuki sisi gelap dan rakyat kelas menengah justru menghadapi berbagai ancaman.
Kemudian, soal impor beras justru semakin besar dan tertinggi, nilai tukar petani selama 10 tahun terakhir itu hanya 1 persen hingga keuntungan petani hanya 1 persen.
"Mengapa utang kita semakin bertambah, itu yang seharusnya dijelaskan kepada rakyat," jelas Hasto.
Baca juga: Dukung Jokowi Cabut Aturan Terkait Jilbab Paskibraka, Komisi I DPR Ingatkan Bhinneka Tunggal Ika
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf menjelang berakhirnya masa jabatannya sebagai Presiden RI pada saat Sidang Tahunan MPR-DPR di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta pada Jumat (16/8/2024).
Awalnya, Jokowi mengakui 10 tahun masa kepemimpinannya penuh dengan kekurangan.
Jokowi juga menyadari kemungkinan dirinya alpa ketika menjadi presiden.
Untuk itu, dia mengucapkan permintaan maaf di akhir menjelang masa jabatannya sebagai Presiden RI berakhir.
"Oleh sebab itu, di penghujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun," kata Jokowi.
Baca juga: PKS Apresiasi Kerja Keras Jokowi Selama 10 Tahun
Selanjutnya, Jokowi mengucapkan empat kali permintaan maaf atas nama dirinya dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Saya dan Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai," ujar Jokowi.
"Sekali lagi, kami mohon maaf. Kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia," ucap Jokowi diiringi tepuk tangan peserta sidang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.