Jokowi Dituding Ingin Rebut PDIP, Istana: Lagi-lagi Mas Hasto Offside
Menurut Grace sudah sering PDIP menyerang dan menfitnah tanpa bukti. Apabila sudah merasa tidak sejalan, PDIP sebaiknya menarik Menteri dari kabinet.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istana melalui Staf Khusus Presiden Grace Natalie angkat bicara soal tudingan Sekjen PDIP bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin merebut PDIP. Menurut Grace tuduhan Hasto tersebut tanpa bukti.
"Lagi-lagi Mas Hasto offside. Kali ini dengan tuduhan tanpa bukti menyebut nama Pak Jokowi akan merebut partai PDIP sebagai Ketua Umum PDIP," kata Grace, Jumat, (16/8/2024).
Baca juga: Jokowi kepada Prabowo: Tahun Depan Insya Allah Bapak yang Akan Menyampaikan Pidato Kenegaraan
Menurut dia apabila Hasto tidak bisa membuktikan pernyataannya tersebut maka tergolong fitnah.
"Buktinya apa? Tanpa bukti ucapan mas Hasto bisa dipahami sebagai fitnah," katanya.
Menurut Grace sudah sering PDIP menyerang dan menfitnah tanpa bukti. Apabila sudah merasa tidak sejalan dengan pemerintah, PDIP sebaiknya menarik Menterinya dari Kabinet.
Baca juga: Jokowi Banggakan Pembangunan Infrastruktur pada 10 Tahun Kepemimpinan, Ini Rinciannya
"Sudah cukup lama PDIP terus menerus menyerang dan memfitnah pak Presiden. kalau memang sudah tidak sejalan dengan pemerintah, ya tarik aja menteri-menterinya. Gitu aja kok repot," pungkasnya.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengonfirmasi pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bahwa ada pihak yang ingin mengambil alih partai berlogo banteng itu.
Hasto mendengar kabar yang ingin menduduki kursi kepemimpinan PDIP adalah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Itu pernah saya sampaikan di dalam beberapa diskusi karena ada seorang mantan menteri yang kemudian dihubungi oleh menteri di dalam kabinet Bapak Jokowi yang menyatakan keinginan dari Bapak Jokowi untuk menduduki posisi ketua umum PDI Perjuangan, itu pernah saya sampaikan ke publik," ucap Hasto di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2024).
Diketahui Jokowi selama ini dikenal sebagai kader PDIP.
Dia juga meraih jabatan publik dari mulai wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga presiden dua periode dengan kendaraan PDIP.
Namun, kedekatan Jokowi dengan elite PDIP retak karena Pilpres 2024.
Pada kesempatan ini, Hasto juga menyinggung soal prahara yang menggoyang kepemimpinan Golkar saat ini.
Hal itu pun kemudian dikaitkan pula dengan upaya-upaya yang ingin mengambil alih PDIP.
"Kemudian melihat apa yang terjadi dengan Partai Golkar yang mula-mula juga ada rumor seperti itu, ternyata itu kan terjadi. Maka, apa yang disampaikan Ibu Megawati Soekarnoputri adalah benar," kata dia.
Baca juga: Di Hadapan Jokowi, Puan Tekankan Pentingnya Etika Politik
Hasto menegaskan Megawati bukan hanya sekadar ketua umum PDIP, melainkan juga putri dari proklamator sekaligus presiden pertama RI yaitu Sukarno.
Menurutnya, Megawati sudah menjadi bagian dari sejarah panjang bangsa Indonesia.
"Ibu Mega sudah menjadi bagian dari suatu ide, gagasan, cita-cita bagaimana negara hukum dibangun, bagaimana negara karakter pemimpinnya tidak boleh otoriter," ujar Hasto.
"Maka seluruh jajaran partai dengan militansi tinggi, dengan pertaruhan jiwa raga siap akan membela ibu Mega dengan seluruh gagasan-gagasannya itu," katanya.
Atas kondisi tersebut, Hasto menegaskan Megawati menyatakan kesediaannya untuk menjadi ketua umum PDIP kembali dalam rapat kerja nasional (rakernas) kelima.
"Apalagi ini menjelang 17 Agustusyang merupakan peringatan bahwa kemerdekaan Indonesia ini membangunkan jiwa-jiwa rakyat Indonesia agar merdeka dan berdaulat untuk tidak mampu ditekan oleh siapa pun yang mencoba menyelewengkan semangat 17 Agustus tersebut," tutur Hasto.