Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2 Sosok Baru di Kabinet Jokowi Bukan dari Lingkaran Prabowo, Ini Profil Prof Dadan dan Taruna Ikrar

Berikut ini profil Prof Dadan Hindayana dan Taruna Ikrar yang menjabat sebagai Kepala Badan Gizi dan Kepala BPOM.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Suci BangunDS
zoom-in 2 Sosok Baru di Kabinet Jokowi Bukan dari Lingkaran Prabowo, Ini Profil Prof Dadan dan Taruna Ikrar
Tangkap layar YouTube KompasTV
Prof Dadan Hindayana (kiri) dan Taruna Ikrar (kanan) saat pelantikan sebagai Kepala Badan Gizi dan Kepala BPOM di Istana Negara, Senin (19/8/2024). Dadan dan Taruna merupakan dua dari tujuh pejabat baru di Kabinet yang bukan merupakan orang dekat Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan reshuffle kabinet, Senin (19/8/2024).

Setidaknya ada tujuh nama baru yang mengisi Kabinet Indonesia Maju (KIM), yaitu:

  1. Supratman Andi Agtas menjadi Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) menggantikan Yasonna Laoly;
  2. Bahlil Lahadalia digeser menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Arifin Tasrif;
  3. Rosan Roeslani sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Menteri Investasi menggantikan Bahlil Lahadalia;
  4. Prof Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi;
  5. Hasan Nasbi sebagai Kepala Badan Komunikasi Kepresidenan;
  6. Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM);
  7. Angga Raka Prabowo sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo).

Dua sosok dari tujuh nama yang dilantik menjadi pejabat baru di lingkungan KIM diketahui bukan berasal dari lingkaran Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Mereka adalah Prof Dadan Hindayana dan Taruna Ikrar.

Profil Dadan Hindayana

Dadan Hindayana merupakan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga dikenal sebagai Ahli Proteksi Tanaman dengan studi terakhir S3.

Dikutip dari Research Gate, Dadan adalah lulusan IPB tahun 1990.

Ia kemudian melanjutkan studi S2 di University of Bonn di Jerman dan lulus pada 1997.

BERITA TERKAIT

Lulus dari S2, Dadan kembali melanjutkan studinya di Leibniz Universitat Hannover yang juga berada di Jerman.

Ia lulus dari kampus tersebut pada 2000.

Saat ini, ia menjadi dosen untuk program studi Entomologi.

Selain menjadi dosen di IPB, Dadan pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan Banau Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Baca juga: Profil Supratman Andi Agtas, Politikus Gerindra Dilantik Jadi Menkumham Gantikan Yasonna Laoly

Dilansir STPK Banau, Dadan diketahui terlibat dalam pembentukan Sekolah Tinggi tersebut setelah adanya kerja sama dari Pemkab Halbar dengan IPB lewat Perjanjian Kerja Sama nomor 520/084/2008 dan 03/I3/KsP/2008 tanggal 25 Februari 2008.

Dalam pembentukan STPK Banau, Dadan dipercaya sebagai Koordiantor Kerja Sama.

Saat ini, Dadan juga menjabat sebagai Wakil Ketua 3 Persatuan Golf Alumni IPB, dilansir pgaipb.com.

Profil Taruna Ikrar

Taruna Ikrar yang lahir pada 15 April 1969 merupakan seorang dokter dan ilmuwan di bidang farmasi, jantung, dan syaraf.

Dikutip dari Kompas.com, Taruna adalah lulusan Universitas Hasanuddin tahun 1994.

Tiga tahun setelahnya, Taruna mengantongi gelar profesi dokter dari perguruan tinggi yang sama.

Ia melanjutkan pendidikan magister di bidang farmasi di Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 2003, dengan gelar M.Pharm.

Taruna berhasil meraih gelar Ph.D.Med.Sc setelah menyelesaikan studinya di Niigata University of Pharmacy and Applied Life Sciences di Jepang pada 2008.

Taruna diketahui pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 2000-2003.

Baca juga: Angga Raka Prabowo Dilantik Jadi Wamenkominfo, Budi Arie Kini Punya 2 Wakil

Selain itu, ia menjadi anggota American Cardiology Collage and Society for Neurosciences, International Heart Research Association, Asia Pacific Hearth Rhythm Association, dan Japanese Cardiologist Association.

Pada 1 November 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mencabut gelar profesor Taruna.

Saat itu, Taruna diketahui merupakan Guru Besar di Universitas Malahayati Lampung.

Kabarnya, pencabutan gelar profesor itu dilakukan sebab ada dugaan kecurangan dalam usulan penyetaraan Guru Besar Taruna.

Meski demikian, Nizam yang saat itu menjabat sebagai Plt Direktur Jenderal Dikbudristek Kemendikbudristek, tak merinci secara detail kasus Taruna.

"Saya tidak bisa men-disclose atau membuka kasusnya. (Kasusnya) seperti kontroversi yang lalu," kata Nizam, Rabu (1/11/2023).

Orang-orang Baru Jokowi Didominasi dari Lingkaran Prabowo

Angga Raka Prabowo, politisi Partai Gerindra yang dilantik menjadi Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Senin (19/8/2024).
Angga Raka Prabowo, politisi Partai Gerindra yang dilantik menjadi Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Senin (19/8/2024). (YouTube Kompas TV)

Lima dari tujuh nama pejabat baru di kabinet Jokowi merupakan orang-orang yang berasal dari lingkaran Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Supratman Andi Agtas yang menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM menggantikan Yasonna Laoly, adalah politikus Gerindra.

Supratman yang memiliki latar belakang hukum ini sebelumnya menjabat sebagai anggota DPR RI sejak 2014.

Selanjutnya, Bahlil Lahadila yang merupakan satu-satunya 'orang lama' pada reshuffle kali ini, adalah politikus Golkar.

Pada Pilpres 2024 lalu, Bahlil menjabat sebagai Ketua Tim Strategis (TKS) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.

Bahlil mengisi kursi Menteri ESDM, 'menggeser' Arifin Tasrif.

Tim sukses (timses) Prabowo selanjutnya yang menduduki kursi menteri kali ini adalah Rosan Roeslani.

Rosan merupakan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

Baca juga: Daftar 3 Menteri, 1 Wakil Menteri dan 3 Kepala Badan/Lembaga yang akan Dilantik Jokowi Pagi Ini

Kemudian, Hasan Nasbi yang dilantik sebagai Kepala Kantor Komunikasi Presiden adalah Juru Bicara Prabowo-Gibran.

Terakhir, ada Staf Khusus Prabowo, Angga Raka Prabowo, yang dilantik menjadi Wamenkominfo.

Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengungkapkan alasan Presiden Jokowi melakukan reshuffle menjelang akhir masa jabatannya.

Menurut Ari, reshuffle dilakukan untuk mendukung transisi pemerintahan dari masa Jokowi ke Prabowo.

"Pengangkatan Menteri, Wakil Menteri, dan Kepala Badan diperlukan untuk mempersiapkan dan mendukung transisi pemerintahan agar berjalan dengan baik, lancar, dan efektif," ungkap Ari, Senin.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Taufik Ismail, Kompas.com/Diva Lufiana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas