Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Reboisasi dan Restorasi Lahan Kritis DAS Citarum Diperluas dari 10 Juta Jadi 20 Juta Pohon

Penanaman kembali (reboisasi) dan restorasi lahan kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum akan diperluas dari 10 juta menjadi 20 juta pohon.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Reboisasi dan Restorasi Lahan Kritis DAS Citarum Diperluas dari 10 Juta Jadi 20 Juta Pohon
HandOut/IST
Penandatanganan Pembaruan Memorandum Saling Pengertian (MoU) antara AstraZeneca Indonesia (AZI) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia terkait perluasan reboisasi dan restorasi lahan kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Citarum, di Bandung belum lama ini. 

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penanaman kembali (reboisasi) dan restorasi lahan kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum akan diperluas dari 10 juta menjadi 20 juta pohon.

Perluasan itu dikukuhkan dalam Penandatanganan Pembaruan Memorandum Saling Pengertian (MoU) antara AstraZeneca Indonesia (AZI) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.




Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, menjelaskan, kolaborasi ini menandai langkah penting dalam upaya bersama untuk mendukung reboisasi, keanekaragaman hayati, mata pencaharian berkelanjutan, dan konservasi sumber daya air melalui program global perusahaan, AZ Forest.

Dia menjelaskan, perubahan iklim diperkirakan dapat meningkatkan suhu dan memperburuk kualitas udara yang membuat Indonesia menjadi negara paling terpolusi ke-14 di dunia, dengan Jakarta sudah mengalami tingkat polusi udara yang berbahaya yang mempengaruhi kesehatan pernapasan seperti pneumonia, asma, tuberkulosis, kanker paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Pada saat yang sama, sektor kesehatan juga berkontribusi terhadap perubahan iklim, menyumbang sekitar 5 persen emisi gas rumah kaca secara global,  sehingga semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan memiliki peran dalam memberikan solusi yang berkelanjutan.

“Darurat iklim memiliki dampak yang sangat besar terhadap prevalensi dan penyebaran penyakit serta secara langsung memengaruhi kesehatan manusia. AstraZeneca mengambil tindakan nyata untuk mengatasi krisis iklim dan alam yang kita hadapi, karena kami menyadari hubungan yang kuat antara kesehatan manusia dan planet kita,” kata  Esra Erkomay dikutip, Rabu (21/8/2024).

BERITA TERKAIT

Dia menambhakan, melalui program Ambition Zero Carbon yang berbasiskan ilmu pengetahuan, pihaknya sedang melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca di seluruh rantai nilainya.

Selain itu, melalui program AZ Forest yang bernilai 400 juta dolar AS, perusahaannya sedang menanam dan merawat 200 juta pohon hingga tahun 2030 di enam benua dengan mitra ahli untuk memulihkan hutan dan alam serta mempromosikan keanekaragaman hayati, serta mendukung mata pencaharian yang berkelanjutan.

“Tahun lalu saya telah mengunjungi lokasi AZ Forest, dan saya terkesan bahwa program ini tidak hanya menanam jutaan pohon, tetapi juga berfokus untuk mengedukasi ribuan petani mengenai pengetahuan dan keterampilan praktik pertanian berkelanjutan, yang akan membantu melindungi lingkungan untuk banyak generasi mendatang,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dikutip Kontan.

Sungai Citarum memiliki panjang 297 km dari sumbernya di Cisanti, Kabupaten Bandung hingga Muara Gembong di Bekasi.

Sungai ini pernah disebut sebagai salah satu jalur air paling tercemar di dunia, karena emisi industri telah mencemari sungai dengan bahan kimia dan logam berbahaya, sementara limbah telah menghalangi aliran sungai.

“Saya sangat mengapresiasi dukungan serta kemitraan AstraZeneca atas komitmennya untuk turut menjaga kelestarian DAS Citarum dengan menanam 20 juta pohon dan 500 ribu pohon di sekitar Danau Toba. Model kerjasama yang baik ini bisa diikuti oleh perusahaan lain. Perlu dipastikan, pohon yang ditanam tersebut benar-benar tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat," tegas Menko Luhut.

Pada tahun 2020, perusahaan mengumumkan penandatanganan Memorandum Saling Pengertian pertamanya dengan pemerintah Indonesia, sebagai bagian dari kemitraan publik-swasta untuk memulihkan lahan kritis dan keanekaragaman hayati di DAS Citarum. Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang meluncurkan program AZ Forest.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas