Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pemuda Pelestari Gamelan dari Boyolali: Merdunya Alunan Slendro Pelog Kini Jadi Rezeki Bersama

Inilah cerita kreatif Lilik Dwi Fajar Riyanto (32), perajin gamelan asal Boyolali, sang peraih SATU Indonesia Award 2021 dari Astra.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Nuryanti
zoom-in Kisah Pemuda Pelestari Gamelan dari Boyolali: Merdunya Alunan Slendro Pelog Kini Jadi Rezeki Bersama
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Inilah cerita kreatif Lilik Dwi Fajar Riyanto (32), perajin gamelan asal Boyolali, sang peraih SATU Indonesia Award 2021 dari Astra. 

Sebelum menjalankan secara mandiri, workshop produksi gamelan yang dijalankan Fajar ini merupakan pengembangan usaha yang digeluti sang ayah angkat, Suwaldi.

Suwaldi, semasa hidup merintis usaha gamelan itu sejak 2008.

“Dulu saya membantu beliau (Suwaldi), selama 10 tahun saya magang, bekerja mulai dari pengecekan stok bahan serta produksi harian hingga membantu mempromosikan gamelan ke dinas-dinas yang sedang melakukan pengadaan,” kata pria lulusan SMKI Solo ini kepada Tribunnews, Jumat (30/8/2024).




Kedekatan batinlah yang akhirnya membuat Suwaldi menjadikan Fajar sebagai anak angkat.

Hingga pada 2018, Suwaldi meninggal dunia, dan usaha gamelan sempat terhenti sejenak.

Kondisi itu membuat Fajar ‘mengencangkan ikat pinggang’ harus meneruskan usaha produksi gamelan milik Suwaldi.

“Ilmu yang diberikan beliau ke saya sayang kalau tidak dimanfaatkan, terlebih tidak ada keluarga beliau yang mau meneruskan (usaha produksi gamelan),” imbuhnya lagi.

Buka Lapangan Pekerjaan dengan Modal Tabungan 10 Tahun

Para perajin gamelan CV Berkah Bopo di Boyolali, Jawa Tengah, saat ditemui Tribunnews, Selasa (21/10/2023). (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Para perajin gamelan CV Berkah Bopo di Boyolali, Jawa Tengah, saat ditemui Tribunnews, Selasa (21/10/2023). (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))
BERITA TERKAIT

Hingga kini, gamelan sudah menjadi bagian dari hidup Fajar, dirinya mengembangkan usaha gamelan Suwaldi menjadi Commanditaire Vennootschap (CV).

Dan terbentuklah CV Berkah Bopo, Fajar harus merogoh uang tabungan Rp 50 juta untuk modal pengembangan usaha tersebut.

Singkat cerita, uang Rp50 juta merupakan sebagian rezeki yang ia sisihkan saat bekerja dengan sang ayah angkat selama 10 tahun.

Kini bukan hanya untuk Fajar dan keluarganya, CV Berkah Bopo juga menjadi sumber rezeki untuk 8 warga lokal lainnya.

Bahkan, sebagian warga yang menjadi pekerja di CV Berkah Bopo merupakan tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Giyarto (60) salah satunya, yang sudah bekerja selama 4 tahun di CV Berkah Bopo.

Dirinya memiliki tugas bagian finishing dalam produksi instrumen gamelan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas