Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anies Diminta Contoh Perjalanan Prabowo, Babak Belur Bikin Partai: Buah Manisnya Dinikmati Hari Ini

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, meminta Anies Baswedan untuk mencontoh Prabowo Subianto.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Anies Diminta Contoh Perjalanan Prabowo, Babak Belur Bikin Partai: Buah Manisnya Dinikmati Hari Ini
Kolase Tribunnews.com
Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk Anies Baswedan mendirikan partai politik.

Hal ini merespons pernyataan Anies yang menyebut partai politik (parpol) tersandera oleh kekuasaan.

Adi Prayitno menyebut Anies Baswedan kehilangan aura politiknya setelah kalah dalam Pilpres 2024.

“Anies mulai lupa setelah kalah dalam pilpres, aura politiknya hilang, lenyap, karena bagi mereka partai-partai ini memang ketokohan dan figuritas Anies itu tidak bisa diandalkan juga, terbukti dalam Pilpresnya kalah,” kata Adi Prayitno dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (2/9/2024).

Untuk itu wajar ketika kemudian partai-partai politik tidak mendukung Anies Baswedan untuk kembali maju di Pilkada sebagai calon gubernur Jakarta.

“Wajar kalau kemudian yang dulu partai para pendukungnya di Pilpres ini balik badan dengan alasan kalkulasi untung dan rugi, bergabung dengan KIM (Koalisi Indonesia Maju)," kata Adi.

Namun Adi mengatakan Anies dan pendukungnya tidak pantas menuntut partai politik.

BERITA TERKAIT

“Jadi sebenarnya Anies dan para pendukungnya jangan pernah mengutuk partai politik. Anies ini bukan kader partai, kalau PDIP tidak mau mengusung Anies, jangan salahkan PDIP. Kalau PKS tidak mau usung Anies, jangan salahkan PKS,” tegas Adi.

“Anies ini bukan kader PKS, bukan kader PDIP, bukan kader PKB dan juga kader NasDem.”

Menurut Adi, Anies Baswedan bisa menuntut lebih jika dirinya sebagai kader partai politik.

“Kecuali PKS itu kadernya Anies Baswedan dan tidak mengusung, baru kemudian bisa marah-marah, problemnya Anies ini outsider, tidak bisa menuntut lebih dari partai politik,” ujar Adi.

“Oleh karena itu bagi saya pilihan ketika Anies ingin mendirikan partai politik, itu diapresiasi oleh banyak kalangan,” katanya.

Menurutnya, jika Anies menuding partai politik yang ada saat ini tersandera kekuasaan, maka buatlah partai yang tidak mau tersandera.

"Pak anies sudah punya segalanya ketokohan, jejaring punya," kata Adi.

Dirinya lalu memberikan contoh tokoh yang mendirikan partai dan merawat mimpinya menjadi presiden.

Seperti Prabowo yang mendirikan Gerindra, Wiranto yang membuat Hanura dan Surya Paloh yang hengkang dari Golkar dan membentuk NasDem.

"Mereka tokoh-tokoh yang malang melintang di politik dan mereka ingin merawat dirinya jadi presiden," ujarnya.

"Prabowo adalah contoh yang komprehensif untuk jadi presiden yang luar biasa panjang perjalanannya, keluar dari konvensi Golkar 2004 baru di tahun 2024 jadi presiden butuh waktu lebih dari 20 tahun jadi presiden. Bikin partai babak belur kalah berulang-ulang. Jadi jangan dilihat prabowo itu hari ini, buah manisnya yang bisa dinikmati oleh Partai Gerindra," kata Adi.

Dalam acara yang sama, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman balik pertanya ke Anis soal partai mana yang tersandera?

"Saya bertanya sebaliknya 'Adakah partai politik yang tersandera?'" ucap Habiburokhman.

Habiburokhman menilai, pertanyaan yang sesuai dengan konteks hukum adalah dengan menanyakan pertanyaan positif.

Adapun pertanyaan yang negatif tidak akan bisa terjawab karena tidak bisa dibuktikan.

"Kalau pertanyaan positif 'Apakah ada yang tersandera?' tinggal ditunjuk yang mana ya kan? lalu dibuktikan, itu dialektika dialog yang menurut saya lazim," kata dia.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa sindiran dari Anies tersebut merupakan stigma pribadi Anies lantaran tidak ada parpol yang mengusungnya.

Baca juga: Orang Dekat Ungkap 4 Faktor Penghalang Anies Maju di Pilgub 2024, Salah Satunya soal Daya Tawar

"Kalau Pak Prabowo sampaikan 'silakan rakyat yang menilai'. Saya enggak salahkan Pak Anies ya, tapi saya punya sudut pandang yang berbeda. Nanti silakan rakyat yang menilai yang mana yang tepat," tuturnya.

Lebih lanjut, Habiburrokhman meminta kepada Anies untuk tidak terjebak dalam gimik.

"Saya melihat Pak Anies ini sosok muda punya idealism ya, masa depan politiknya ini masih amat panjang."

"Kalau boleh saya sampaikan sedikit saran ya, hindari terlalu lama terjebak pada hal-hal yang terlalu gimik begitu, sandera-menyandera," katanya.

Ia juga menyarankan agar Anies lebih mementingkan narasi besarnya soal pembentukan partai.

"Mainkan narasi besarnya Pak Anies ini. Dia ingin bikin partai yang bagus, yang baru, yang reformatif, yang lebih demokratis, dan lain sebagainya. Saya pikir peluang Pak Anies sangat besar," jelas dia.

Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini dalam pernyataannya juga bercerita soal Presiden Terpilih, Prabowo Subianto yang sebelumnya pernah gagal dalam konvensi di Partai Golkar.

Akan tetapi, kegagalan dari Prabowo tersebut tidak membuat Prabowo menjelek-jelekkan partai Golkar maupun parpol lain.

Ia mengatakan bahwa Prabowo lebih memilih untuk mendirikan partainya sendiri dan berproses dari situ.

"Bahkan tetap menjalin hubungan baik dengan Partai Golkar. Beliau mendirikan Partai Gerindra mulai dari hanya mungkin 26 kursi di DPR RI Waktu itu. Kemudian, melonjak jadi 74, 78, sekarang 86 kursi," tegasnya.

Sebagai informasi, sindiran Anies Baswedan soal parpol yang tersandera kekuasaan ini disampaikan melalui video di channel YouTube pribadinya dengan judul "Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pendaftaran Pilkada 2024".

Dalam video tersebut Anies mengungkapkan langkah-langkah politik ke depan yang akan ia ambil setelah gagal maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Anies menyebut gagalnya ia untuk maju sebagai Bakal Calon Gubernur Jakarta karena parpol yang tersandera oleh kekuasaan.

"Nah gini, kalau masuk partai, pertanyaannya 'partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan?' Nah, jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak beresiko juga bagi yang mengusulkan," kata Anies dikutip dari tayangan YouTube Anies Baswedan, Senin (2/9/2024).

Dalam pernyataaan tersebut, Anies juga mengatakan akan mendirikan partai baru.

Adapun tujuan dari pembentukan partainya adalah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih setara, demokrasi yang lebih sehat, dan politik yang lebih mengedepankan kebijakan gagasan.

"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu menjadi sebuah kekuatan diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh."

"Kita lihat sama-sama ke depan. Semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkret untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin membesar," tambahnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas