Erick Thohir Mulai Bersihkan Rumah Dinas Menteri hingga Respons soal Peluang Gabung Kabinet Prabowo
Jelang akhir masa jabatannya, Menteri BUMN Erick Thohir mulai membersihkan rumah dinasnya, hingga merespons peluang gabung Kabinet Prabowo-Gibran.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Jelang lengser dari jabatannya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir sudah mulai bersih-bersih rumah dinasnya yang berlokasi di Kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Diketahui masa jabatan Erick Thohir akan habis pada Oktober 2024 mendatang, bersamaan dengan berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin.
Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi ini pun akan resmi berakhir 20 Oktober 2024.
Saat ditemui usai rapat kerja bersama Komisi VI DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/9/2024), Erick mengungkapkan terima kasih kepada Komisi V DPR.
Karena selama ini Komisi VI DPR telah menjadi mitra kerjanya dan selalu memberikan berbagai dukungan politik ke kementerian yang dia pimpin.
"Tadi DPR bilang ini rapat terakhir, ternyata dikoreksi ini ada masih sekali lagi rapat."
"Saya tentu mengucapkan terima kasih dengan kinerja yang kita lakukan bersama, dan siapapun Menterinya ke depan, itu kan pilihan hak prerogatif Presiden," kata Erick Senin (2/9/2024).
Untuk saat ini, Erick mengaku akan terus fokus bekerja hingga masa jabatannya sebagai Menteri BUMN habis.
Erick juga telah mempersiapkan kepindahannya dari rumah dinas menteri yang selama ini ia tempati.
Ketum PSSI itu mengaku sudah meminta timnya untuk membersihkan rumah dinasnya.
"Kalau saya komit untuk menyelesaikan sampai Oktober, bahkan saya udah minta tim saya udah mulai bersih-bersih rumah dinas."
"Ya kan, ya iya dong. Itu bagian dari komitmen dan tanggung jawab," ungkap Erick.
Baca juga: ASDP Tersangkut Kasus Hukum, Erick Thohir Beri Tanggapan Begini
Respon Erick Thohir Soal Kemungkinan Jadi Menteri di Era Presiden Prabowo
Menteri BUMN Erick Thohir buka suara perihal peluang dirinya masuk dalam jajaran menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Diketahui, sejak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diumumkan menang menjadi Presiden dan Wakil Presiden, nama Erick Thohir langsung masuk dalam bursa Menteri di Kabinet 2024-2029.
Ditambah lagi, Erick merupakan salah satu orang dekat Prabowo, yang kerap juga memposting momen kebersamaan di media sosial pribadinya.
Tak hanya itu, saat kampanye Pilpres Prabowo-Gibran, Erick juga sering menghadiri agenda tersebut.
Namun, kali ini Erick justru tak ingin berandai-andai dan enggan berkomentar terkait jabatannya di pemerintahan selanjutnya.
"Enggak mau komen sesuatu yang belum ada (kepastian)" ungkap Erick usai rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Erick hanya mengungkapkan, dirinya telah menghadap Presiden Jokowi untuk memberikan laporan terkait hasil kerjanya selama 5 tahun sebagai Menteri BUMN.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi lantaran telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk memimpin Kementerian yang mengurus perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut.
"Saya sudah melaporkan secara terbuka, data baik ke Komisi VI, baik kepada Pak Presiden Joko Widodo. Saya udah menghadap beliau, udah laporannya."
"Saya ngucapin terima kasih juga sama Pak Jokowi, mempercayai kita semua untuk bisa bekerja," jelasnya.
Baca juga: Erick Thohir Instruksikan Yayasan BUMN Kontribusi Atasi Permasalahan Stunting
Pamer Kontribusi BUMN, Setor ke Negara Rp1.940 Triliun Sejak 2020 hingga 2023
Erick Thohir mengungkapkan besaran kontribusi perusahaan-perusahaan pelat merah terhadap negara dalam beberapa tahun terakhir melalui setoran dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PBNP).
Selama periode 2020 hingga 2023, nilai kontribusi BUMN ke negara mencapai Rp1.940 triliun.
Hal ini diungkapkan Erick Thohir saat dirinya melakukan rapat kerja bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.
"Selama 2020 sampai 2023, total kontribusi kementerian BUMN kepada negara yaitu senilai Rp1.940 triliun," ungkap Erick.
"Rinciannya, pajak sebesar Rp1.391,4 triliun, lalu PNBP dan lainnya sebesar Rp354,2 triliun, dan dividen sebesar Rp194,4 triliun," sambungnya.
Baca juga: Erick Thohir Dorong BUMN Jaga Kelestarian Lingkungan dan Kurangi Dampak Perubahan Iklim
Erick menjelaskan, tren kontribusi BUMN dalam pembayaran pajak terus meningkat sejak 2020 sebesar Rp247 triliun, 2021 sebesar Rp278 triliun, 2022 sebesar Rp410 triliun, dan 2023 menjadi Rp457 triliun.
Kemudian, catatan dividen juga terus melesat. Yakni pada dibukukan Rp81 triliun pada 2023 atau naik dari 2020 yang sebesar Rp44 triliun. Lalu pada 2021 senilai Rp30 triliun, dan 2022 sebesar Rp40 triliun.
"Kalau kita lihat tentu kontribusi perpajakan terus meningkat karena tidak lain memang kinerja perusahaan membaik," ucap Erick.
Untuk PNBP, tercatat memang mengalami penurunan dari Rp86 triliun pada 2020, kemudian Rp87 triliun pada 2021. Dan sempat naik sebesar Rp98 triliun pada 2022, lalu menjadi Rp 84 triliun pada 2023.
Baca juga: Kementerian BUMN Bidik Dividen 2025 Tembus Rp90 Triliun, Erick Thohir: Angka Fantastis
"Adapun PNBP ini ada penurunan memang fluktuasi harga daripada sumber daya alam yang memang ada koreksi sendiri apakah itu di kelapa sawit, batu bara dan lain-lainnya," sambung Erick.
Erick menyampaikan, indikator pertumbuhan kinerja BUMN juga terlihat dari total aset BUMN yang mencapai Rp10.402 triliun atau naik 7,8 persen per tahun dari 2020 yang sebesar Rp 8.312 triliun.
Total ekuitas sebesar Rp3.444 triliun atau tumbuh 12 persen per tahun dari 2020 yang sebesar Rp2.475 triliun.
Erick menyampaikan pendapatan BUMN pada 2023 pun mencapai Rp2.933 triliun atau naik dari 2020 yang sebesar Rp1.930 triliun, pun dengan laba bersih yang melonjak menjadi Rp327 triliun dari 2020 sebesar Rp13 triliun.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Bambang Ismoyo)