Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KLHK Tambah Sistem Pemantauan Kualitas Udara di Aceh Tengah Hingga Nabire

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menambah jumlah Air Quality Monitoring System (AQMS) di seluruh Indonesia.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in KLHK Tambah Sistem Pemantauan Kualitas Udara di Aceh Tengah Hingga Nabire
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menambah jumlah sistem pemantauan kualitas udara di seluruh Indonesia. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menambah jumlah Air Quality Monitoring System (AQMS) atau sistem pemantauan kualitas udara di seluruh Indonesia.

Penempatan AQMS dilakukan di area-area dengan kualitas udara yang perlu ditingkatkan.

Rencana penambahan AQMS ini mencakup wilayah Sumatera meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Pelalawan, Sulawesi salah satunya yakni Kabupaten Morowali, hingga Kalimantan dan Papua termasuk Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Murung Raya, serta Kabupaten Nabire.

KLHK bekerjasama dengan GreenTeams dalam meningkatkan akses informasi mengenai kualitas udara, terutama di tengah tingginya aktivitas industri dan tingginya jumlah kendaraan bermotor.

"AQMS akan menyediakan data yang komprehensif dan akurat yang akan digunakan oleh pemerintah, organisasi lingkungan, dan industri untuk memantau polusi udara, mendukung pengambilan keputusan, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan,” ujar Chief Executive Officer GreenTeams, Wilson Sutarko, Selasa (10/9/2024).

KLHK secara konsisten meningkatkan akses informasi mengenai kualitas udara, terutama di tengah tingginya aktivitas industri dan tingginya jumlah kendaraan bermotor.

Berita Rekomendasi

KLHK juga memperluas pengawasan dan pengukuran kualitas udara dengan menambahkan 60 sistem pemantauan kualitas udara di seluruh Indonesia.

Pemasangan AQMS akan dilakukan pada 25 dari 60 unit AQMS di beberapa titik tersebut yang rawan akan kebakaran dan memiliki aktivitas yang berkaitan dengan tingkat kualitas udara.

Diharapkan, Indonesia akan memiliki alat yang lebih kuat dalam menghadirkan data terkait tantangan perbaikan kualitas udara, terutama di lokasi-lokasi strategis dengan tingkat polusi yang tinggi.

Sebagai informasi, KLHK saat ini sudah memiliki 56 stasiun sistem pemantauan kualitas udara di beberapa wilayah dalam menyediakan informasi kualitas udara yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat.

Alat pemantau udara ini terdistribusi di beberapa wilayah yang rawan akan kebakaran dan memiliki aktivitas yang berkaitan dengan tingkat kualitas udara.

“Saat ini yang sudah beroperasi itu ada 56 stasiun AQMS tersebar di berbagai daerah yang rawan kebakaran, lalu di semua ibu kota provinsi, dan di beberapa ibu kota kabupaten, serta di semua wilayah kotamadya Jakarta,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro, Selasa (10/9/2024)..

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas