Kementan Berharap Petani Bisa Tingkatkan Pemasaran Digital Hasil Komoditas di 13 Daerah Binaan
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui UPLAND Project menggelar pelatihan publikasi media kepada pendamping petani di 13 daerah binaan
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui UPLAND Project menggelar pelatihan publikasi media kepada pendamping petani di 13 daerah binaan di seluruh Indonesia.
Pelatihan tersebut digelar untuk meningkatkan kemampuan pemasaran digital hasil komoditas di daerah masing-masing.
Hal itu disampaikan Project Manajer UPLAND Project Muhammad Ikhwan saat memberikan arahan kepada para peserta dalam pelatihan di Bogor.
Dia menilai, di zaman yang serba digital, pelatihan pemasaran perlu digalakkan untuk meningkatkan kompetensi para pendamping UPLAND Project.
"Sekarang sudah zamannya digital, konvensional ya mungkin beberapa produk. Meskipun sampai sekarang semuanya sudah beralih ke pemasaran digital, marketplace, online dan macam-macam lah seperti itu," kata Ikhwan dalam keterangannya, Rabu (11/9/2024).
Ikhwan menekankan pentingnya pelatihan pemasaran digital di era saat ini.
Meskipun beberapa produk masih menggunakan pemasaran konvensional, dominasi pemasaran digital menjadi sangat penting untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Ikhwan berharap bahwa setelah pelatihan, pendamping dari 13 lokasi UPLAND, termasuk penambahan Cirebon tahun depan, dapat beradaptasi dengan strategi pemasaran digital.
"Perubahan dari pemasaran konvensional ke digital merupakan langkah penting untuk memastikan produk kita dapat bersaing di pasar online," ujarnya.
Pelatihan ini juga diharapkan dapat memberikan bekal yang memadai bagi peserta untuk menerapkan strategi yang telah dipelajari di daerah masing-masing.
Ikhwan menegaskan pentingnya tindak lanjut setelah pelatihan agar hasilnya dapat diimplementasikan dengan baik.
UPLAND Project, yang awalnya direncanakan berakhir pada 2024, kini diperpanjang hingga 2026 dengan pertimbangan dana dan kebijakan pemerintah.
Proyek ini telah melibatkan investasi sebesar Rp1,8 triliun, dengan alokasi untuk pelatihan dan pengembangan infrastruktur yang signifikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.