Jelang Transisi Pemerintahan, Jokowi Minta para Menteri Jangan Buat Kebijakan Ekstrem
Jokowi mengingatkan para menterinya tidak membuat kebijakan ekstrem yang berpotensi menimbulkan gejolak.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para menterinya tidak membuat kebijakan ekstrem yang berpotensi menimbulkan gejolak.
Hal itu disampikan Presiden dalam sidang kabinet paripurna di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat, (13/9/2024).
"Jangan membuat kebijakan-kebijakan yang ekstrem terutama yang berkaitan dalam hajat orang banyak, yang berpotensi merugikan masyarakat luas, yang berpotensi menimbulkan gejolak," kata Jokowi.
Presiden meminta jajarannya menjaga situasi tetap kondusif agar ekonomi bisa tumbuh.
Jangan sampai muncul gejolak jelang transisi pemerintahan pada 20 Oktober mendatang.
"Menjaga situasi yang kondusif kita butuh stabilitas untuk tetap tumbuh, kita butuh untuk melakukan pembangunan. Sehingga pastikan jangan sampai ada riak-riak gejolak sampai pemerintahan berikutnya terbentuk," katanya.
Baca juga: Pimpin Sidang Kabinet Paripurna Terakhirnya, Jokowi Ucapkan Terima Kasih ke para Menteri
Oleh karena itu kata Presiden, daya beli masyarakat harus terus dijaga, laju inflasi harus terus dikendalikan.
Begitu juga, pada sektor keamanan jelang pergantian pemerintahan.
"Artinya kita harus bisa menjaga daya beli masyarakat, jaga inflasi, jaga pertumbuhan, jaga keamanan, jaga ketertiban," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.