Gelar Rakernas ke-XIII, Himpunan Mahasiswa Buddhis Buka Ruang Literasi Digital
Pimpinan Pusat Hikmahbudhi melaksanakan Seminar Literasi Digital yang bertemakan "Transformasi Hikmahbudhi dalam perlindungan data dan digitalisasi.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke XIII Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia menjadi momentum kerja sama antara PP (Pimpinan Pusat) Hikmahbudhi dengan Menkominfo dalam memperluas jendela Literasi Digital, pada hari Jumat (13/9/2024).
Pimpinan Pusat Hikmahbudhi melaksanakan Seminar Literasi Digital yang bertemakan "Transformasi Hikmahbudhi dalam perlindungan data dan digitalisasi.
Dwi Purnomo selaku Sekretaris Jenderal PP Hikmahbudhi dalam sambutannya mengatakan bahwa perkembangan Era Digitalisasi semakin masif dan modern.
"Transformasi digital bukan sekedar trend, tetapi langkah strategis untuk masa depan masyarakat atau kelompok masyarakat yang lebih baik serta terorganisir. Kunci keberhasilan transformasi ini tidak hanya terletak pada teknologi yang digunakan, tetapi juga pada kesiapan anggota untuk beradaptasi," kata Dwi, kepada wartawan, Minggu (15/9/2024).
Kegiatan seminar ini dimoderatori oleh Saudara Ananda Budi Setiawan selaku Sekretaris Jenderal Pimpinan Cabang ( Sekjend PC) Hikmahbudhi Jakarta Utara 2021-2023.
Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah seorang penggiat Literasi dan konten kreator yaitu Mira Sahid.
Dunia digital menawarkan manfaat, keuntungan dan kemudahan yang besar bagi semua orang, namun tanpa pemahaman dan penggunaan yang tepat, dunia digital akan sangat berbahaya.
Masyarakat harus dapat memahami manfaat dan mudharat teknologi yang mereka gunakan sehingga mereka dapat menggunakannya dengan nyaman dan efektif, ungkap Mira Sahid.
Terakhir Mira Sahid menyampaikan empat Pilar Literasi Digital, yang pertama Digital Skills, Digital Safety, Digital Culture dan Digital Ethics. Harus menjadi podasi utama dalam berdigitalisasi.
Sejarah Hikmahbudhi
Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia disingkat (Hikmahbudhi) adalah organisasi mahasiswa Buddhis nasional di Indonesia.
Berawal dari sebuah majalah bernama Hikmahbudhi yang digerakkan oleh mahasiswa Buddhis di Jakarta era 70-an.
Majalah ini adalah terbitan Keluarga Mahasiswa Buddhis Djakarta (KMBD) kelak menyesuaikan perkembangan EYD menjadi Keluarga Mahasiswa Buddhis Jakarta (KMBJ).
Pemilihan nama majalah menyiratkan visi mahasiswa Buddhis pada masa itu, untuk membentuk suatu wadah nasional bagi mahasiswa Buddhis suatu saat kelak.
Cara penulisan awal untuk majalah adalah Majalah Hikmah Budhi.
Majalah yang terbit sejak 16 Mei 1971 tersebut, merupakan majalah Buddhis tertua yang masih eksis hingga hari ini di Indonesia.
Kelahiran Majalah Hikmahbudhi juga ditetapkan sebagai hari kelahiran Hikmahbudhi, karena memang sebagaimana disebutkan di atas, visi mahasiswa Buddhis era 70 an saat menerbitkan Majalah Hikmahbudhi adalah sebagai langkah pertama menuju pembentukan organisasi mahasiswa Buddhis tingkat nasional dengan nama Himpunan Keluarga Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi).
Pada tahun 1988 KMBJ berhasil mengadakan pertemuan antar mahasiswa Buddhis dari 13 kota, baik yang sudah memiliki KMB maupun yang belum, dan bersepakat untuk mengadakan Musyawarah Bersama untuk mengesahkan membentuk organisasi mahasiswa ini.