DPR Minta Kemenkeu Ungkap Hasil Investigasi Dugaan 6 Juta Data NPWP Bocor
Kemenkeu diminta mengungkap hasil investigasi dugaan kebocoran 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI fraksi Partai Golkar, Puteri Komarudin meminta Kementerian Keuangan atau Kemenkeu mengungkap hasil investigasi dugaan kebocoran 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
"Saya mendesak Kementerian Keuangan khususnya Dirjen Pajak segera mengungkap hasil investigasi atas dugaan kebocoran ini," kata Puteri kepada Tribunnews.com pada Jumat (20/9/2024).
Puteri mengatakan, ia sangat menyayangkan apabila dugaan kebocoran NPWP benar terjadi.
"Apalagi, data NPWP menyangkut informasi yang krusial dalam administrasi perpajakan bagi wajib pajak," ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar ini mewanti-wanti agar data tersebut tak disalahgunakan dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
"Oleh sebab itu, saya juga meminta DJP segera membenahi sistem perlindungan data perpajakan secara berlapis. Pastikan tidak ada sistem pengamanan maupun pencadangan yang lemah. Terlebih, DJP juga akan meluncurkan core tax system akhir tahun nanti," jelas Puteri.
Puteri meminta agar mitigasi risiko terhadap kebocoran data dan serangan siber harus lebih diperkuat.
"Supaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali," ungkapnya.
Informasi mengenai kebocoran data NPWP didengungkan oleh Pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto melalui akun X miliknya.
Dia menuliskan, "Sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah," tulis akun Teguh, @secgron.
Dalam tangkapan layan di forum jual beli data hasil peretasan, akun anonim tersebut bernama Bjorka. Terdapat daftar berisi 25 nama teratas yang terdapat di dalam 10 ribu sampel yang ada.
Di dalam sampel tersebut, menurut Teguh, tercantum data pribadi terkait NIK, NPWP, nama, alamat (kelurahan/kecamatan, provinsi), nama KPP, nama kanwil, dan lain-lain.
Misalnya, terdapat nama Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Budi Arie Setiadi, Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo, Farchan Noor Rachman, Pratikno, Erick Thohir, Muhadjir Effendy, serta nama-nama lain.
Diketahui, dalam tangkapan layar tersebut juga tertulis situs BreachForum dengan user bernama Bjorka.
"Pada sampel data ini kalian akan menemukan informasi pribadi termasuk Presiden Indonesia dan anaknya yang bodoh, serta jajaran pegawai Kementerian Keuangan serta kementerian lain yang tidak berguna," tulis Bjorka dalam tangkapan layar tersebut.