Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perempuan dengan Disabilitas Rentan Mengalami Kekerasan dan Diskriminasi

Tidak terpenuhinya hak-hak berbahasa isyarat mengakibatkan muncul bentuk ketidakadilan dan diskriminasi masih kerap dialami oleh para individu tuli

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
zoom-in Perempuan dengan Disabilitas Rentan Mengalami Kekerasan dan Diskriminasi
Istimewa
Puncak acara  rangkaian program FeminisThemis Academy 2024 yang berlangsung selama 3 bulan program berjalan dan lebih dari 150 teman Tuli mendapatkan edukasi tentang hak perempuan Tuli untuk hidup lebih aman, adil, dan setara melalui pengetahuan tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi 

"Selain itu, materi edukasi hak kesehatan seksual dan reproduksi, bahkan di sekolah Dengar sekalipun, masih terbilang minim. Yang diajarkan baru sebatas materi biologi, misalnya tentang organ tubuh dan pembuahan. Topik penting seperti kebersihan organ reproduksi, hak tubuh, pencegahan dan dampak aktivitas seksual, masih dianggap tabu," kata Nissi. 

Ketiga, Kecenderungan victim blaming

Nissi mengatakan, akibat pengetahuan yang minim mengenai hak tubuh, banyak masyarakat, bahkan di antara individu Tuli sekalipun, masih menyalahkan pihak penyintas saat mereka melaporkan kekerasan seksual.

"Sejalan dengan temuan tersebut, kami berbagi pengetahuan berdasarkan enam pilar yakni pengenalan sistem reproduksi dan anatomi tubuh, pemahaman mengenai pubertas dan edukasi hak kesehatan seksual dan reproduksi, hak persetujuan dan batasan tubuh (consent),  risiko di dunia digital hingga pertolongan pertama secara psikologis untuk memulihkan trauma yang mungkin dirasakan.

Rangkaian program “FeminisThemis Academy 2024” di Bandung dan Yogyakarta maupun webinar telah memberi manfaat ke lebih dari 150 teman Tuli. Uniknya, kegiatan ini diikuti pula oleh peserta laki-laki Tuli, mencerminkan kebutuhan yang setara untuk memahami materi yang disajikan. 

Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion Board Unilever Indonesia, Kristy Nelwan, selaku kolaborator dalam program ini hari Bahasa Isyarat Internasional ini jadi momentum yang baik untuk menguatkan komitmen semua pihak dalam mewujudkan dunia yang lebih adil, beragam, dan inklusif.

"Kami harap kolaborasi ini mampu mengangkat urgensi tentang pentingnya bagi lebih banyak pelaku usaha untuk menempatkan penyandang disabilitas sebagai bagian dari masyarakat yang sepatutnya mendapatkan perhatian dan dukungan yang adil dan setara,” katanya.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas