Dorong Pertanian Modern, Kementan Terjunkan Para Mahasiswa Magang ke Kalimantan Tengah
Mentan berharap mahasiswa yang mengikuti program MBKM-MSIB dapat menguasai seluruh aspek pertanian, mulai dari produksi hingga hilirisasi.
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan arahan dan dukungan terkait program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Amran menyatakan bahwa pemerintah terus mereformasi sektor pertanian, dan program MBKM-MSIB merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan lahan tanam dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanian.
Baca juga: Sukses Transformasi Pertanian Tradisional ke Modern, Prabowo Apresiasi Kinerja Mentan Amran
Mentan berharap mahasiswa yang mengikuti program MBKM-MSIB dapat menguasai seluruh aspek pertanian, mulai dari produksi hingga hilirisasi.
"Mahasiswa harus berkontribusi di sepuluh lokasi penyangga pangan nasional, dengan memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang. Program MBKM-MSIB merupakan persiapan karier yang komprehensif bagi mahasiswa, dan mendorong pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanian," katanya dalam keterangan yang diterima, Senin (30/9/2024).
Baca juga: Hashim Ungkap Mentan Amran Sulaiman jadi Menteri yang Paling Disayang Prabowo
Program ini juga didesain untuk mencari mahasiswa yang akan menjadi agen promosi sekaligus representasi Politeknik Vokasi lingkup Kementerian Pertanian (Kementan).
Menurut Amran, program ini merupakan upaya strategis untuk mempercepat pembangunan sektor pertanian, mengembangkan SDM, dan menyiapkan calon pemimpin di bidang pertanian di masa depan.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya peran teknologi dalam menarik minat generasi muda untuk terjun ke dalam bidang pertanian dan untuk mengatasi penurunan produksi pangan perlu dilakukan percepatan peningkatan produksi pangan melalui Percepatan Areal Tanam (PAT) dan cetak sawah rakyat.
Idha menyampaikan bahwa hadirnya kebijakan pemerintah terkait penyerapan tenaga kerja muda di sektor pertanian, seperti program MSIB, merupakan langkah positif untuk menggerakkan minat generasi muda. "Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan manajemen agribisnis dan korporasi guna meningkatkan produktivitas serta daya saing petani," kata Idha.
Lebih lanjut, Idha menekankan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku usaha pertanian, termasuk generasi muda.
Dia menyatakan bahwa program Pertanian Modern dan MSIB diharapkan dapat membantu memfasilitasi kebutuhan permodalan dan pengembangan keterampilan bagi generasi muda yang tertarik berkecimpung di sektor pertanian.
Idh juga menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan MBKM adalah meningkatkan efektivitas pelaksanaan program, meningkatkan produksi pangan nasional dalam rangka antisipasi darurat pangan yang melibatkan seluruh pelaku pertanian.
"Kebijakan MBKM menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong keterlibatan generasi muda di sektor pertanian melalui berbagai program pengembangan keterampilan, akses permodalan, dan peningkatan daya saing. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menarik minat dan membangun kapasitas SDM pertanian yang lebih muda dan terampil," katanya.
Baca juga: Aspirasi: Banyak Lahan Pertanian di RI Kini Jadi Perumahan Sampai Lapangan Golf
Acara yang diadakan di Saung P3A Balai Wilayah Sungai (BWS) dihadiri oleh berbagai pihak penting Gubernur Kalimantan Tengah, Pangdam TanjungPura, Direktur Utama Bulog, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana, Para Staf Khusus Menteri, Wakapolda, Pusat Pendidikan Pertanian dan pendamping pertanian modern.
Adapun jumlah petani milenial yang berada di sentra pangan terdiri dari mahasiswa Perguruan Tinggi dari Kemendikbudristek dan mahasiswa Polbangtan/PEPI, SMKPP yang melaksanakan MBKM serta alumni Polbangtan/PEPI dengan total lebih dari 3.000 orang, dengan sebaran perempuan sebesar 54 persen dan laki-laki 46%.
MBKM dari mahasiswa Kemendikbudristek diikuti oleh 202 Perguruan Tinggi, diantaranya Universitas Hasanuddin, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, Universitas Brawijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Muslim Indonesia, Politeknik Negeri Lampung, Universitas Jember, Universitas Jambi, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Malikussaleh, Universitas Palangkaraya, Universitas Medan Area, Universitas Halu Oleo dan lain-lain.