Siapa Juha Christensen terkait Pembebasan Pilot Susi Air? Kini DPO TPNPB-OPM & Dilarang Masuk Papua
Sebby Sambom mengingatkan kepada Juha Christensen untuk tidak memasuki wilayah Papua.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Nama Juha Christensen kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Juha Christensen adalah warga negara Finlandia yang disebut-sebut turut andil dalam pembebasan pilot Susi Air Philips Mark Methrtens pada 19 September lalu.
Philip sebelumnya disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya dan pasukannya di Kabupaten Nduga, Papua karena telah memasuki wilayah perang.
Pilot asal Selandia Baru itu disandera selama 17 bulan lamanya sejak 7 Februari 2023 lalu sebelum akhirnya dibebaskan.
Baca juga: Pembebasan Pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens Pakai Uang Tebusan? Ini Kata Menko Polhukam
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam keterangannya menyebut Juha Christensen ikut memainkan perannya bersama Pemerintah Indonesia sebagai negosiator pembebasan Pilot Susi Air.
Selain itu, Markas Pusat KOMNAS TPNPB juga memberikan sanksi kepada Egianus Kogoya dan pasukannya.
Egianus dan pasukannya disanksi karena telah memberikan akses seluas-luasnya kepada Juha Christensen untuk memasuki wilayah zona merah di Nduga dalam misi pembebasan Kapten Philips Mark Merthens.
Sebby menuding Kapten Philips dibebaskan tanpa mengikuti protokol pembebasan sandera sesuai proposal TPNPB yang telah diumumkan sejak 17 September 2024.
"Dalam hal itu kami dari Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB juga memberikan penjelasan sedikit kepada seluruh pejuang Papua Merdeka dari aktivis sipil, militer, diplomat dan seluruh pimpinan politik Papua Merdeka bahwa; Juha Christensen adalah aktor di balik redanya situasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) karena ikut terlibat bersama Pemerintah Indonesia dalam memainkan perannya menjadi fasilitator sejak tahun 2005 dalam konflik GAM dan Pemerintah Indonesia hingga terjadinya perdamaian," beber Sebby.
Sebby juga mengingatkan Juha Christensen untuk tidak memasuki wilayah Papua.
"Karena anda akan menjadi target pasukan TPNPB di 36 Kodap se-tanah Papua," ujarnya.
Baca juga: Melacak Jejak Juha Christensen, Sosok yang Disebut-sebut Berperan Dalam Pembebasan Pilot Susi Air
Markas OPM menyampaikan kepada dunia Internasional, terlebih khusus PBB dan pemerintah Selandia Baru untuk segera melakukan investigasi pembunuhan terhadap Pilot Glenn Malcolm Conning di Alama, Mimika yang mengakibatkan korban meninggal dunia setelah ditembak oleh orang tak dikenal (OTK).
"Karena hingga sekarang pemerintah Indonesia belum mengungkap pelaku pembunuhan pilot warga negara Selandia Baru, dan ini masih menjadi pertanyaan kami TPNPB dan publik secara luas," ujarnya.
Siapa Juha Christensen?
Benarkan Juha Christensen terlibat dalam pembebasan pilot Susi Air?
Juha Christensen merupakan seorang pengusaha terkenal di Finlandia.
Dia disebut-sebut dipakai oleh Pemerintah Indonesia untuk memasuki wilayah zona merah di Nduga dalam misi pembebasan Kapten Philips Mark Merthens.
Juha adalah fasilitator perdamaian Aceh.
Dia merupakan negosiator Finlandia yang memainkan peran penting dalam proses perdamaian Aceh tahun 2005.
Ia juga terlibat dalam negosiasi yang mengarah pada pembebasan Phillip Mark Mehrtens.
Kehidupan
Mengutip Wikipedia, Christensen adalah mantan eksekutif perusahaan farmasi.
Sebelum terlibat dalam proses perdamaian Aceh, ia telah tinggal selama beberapa dekade di Indonesia.
Juha juga bisa berbicara bahasa Indonesia dengan lancar.
Baca juga: BNPT Apresiasi Kolaborasi Aparat TNI dan Polri Bebaskan Pilot Susi Air
Keterlibatan dalam proses perdamaian Aceh
Pada bulan Juni 2003 dan bertindak atas inisiatifnya sendiri, Christensen pergi ke Stockholm di mana ia memulai diskusi dengan para pemimpin Gerakan Aceh Merdeka.
Februari 2004 Christensen menghubungi Martti Ahtisaari, mantan Presiden Finlandia, yang ia kenal secara pribadi, untuk terlibat dalam negosiasi perdamaian.
Christensen juga dapat menghubungkan seorang teman lama lainnya, Farid Husain, yang saat itu menjabat Menteri Kesehatan Indonesia, dengan Ahtisaari dan CMI (Crisis Management Initiative) Finlandia.
Christensen adalah peserta aktif dalam negosiasi perdamaian.
Sebagai hasil dari negosiasi yang terjadi setelahnya, sebuah perjanjian perdamaian antara pihak-pihak yang berkonflik ditandatangani di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005.
Setelah perjanjian perdamaian, Christensen menjadi penasihat khusus Misi Pemantauan Aceh (AMM) hingga tahun 2006.
Pada tahun 2015, Christensen menegosiasikan penyerahan dan pelucutan senjata Din Minimi, seorang mantan militan GAM, dan 30 pengikutnya di timur Banda Aceh.
Pada tahun 2017, Christensen adalah manajer umum Pacta (Arsitektur, Perdamaian, dan Transformasi Konflik), sebuah organisasi perdamaian Finlandia yang didirikannya bersama.
Christensen diundang untuk bergabung dengan Dewan Perdamaian dan Rekonsiliasi Asia sebagai anggota pendiri.
Lalu sejauh mana keterlibatan Juha Christensen dalam pembebasan Kapten Philip?
Berikut Tanggapan Sejumlah Tokoh
Dalam salinan dokumen bertajuk Proposal Proses Pembebasan Pilot asal New Zealand oleh TPNPB-OPM yang didapatkan Tribunnews.com, nama Juha Christensen tercantum di dalamnya.
Di dalam dokumen itu, hanya ada 12 pihak yang disebut sebagai tim fasilitator dalam proses pembebasan Kapten Philip.
Tribunnews.com mencoba melacak jejak Juha Christensen dalam proses pembebasan Philip yang disandera TPNPB-OPM sejak 7 Februari 2023.
Baca juga: Pilot Susi Air Philip Marthens Dibebaskan dari KKB Pimpinan Egianus Kogoya Tanpa Biaya Tebusan
Direktur Eksekutif Amnesty International yang namanya tercantum dalam salinan dokumen tersebut sebagai anggota tim fasilitator, Usman Hamid, mengatakan pernah mendengar soal keterlibatan Juha Christensen dalam negosiasi tersebut pada tahun lalu.
"Tahun lalu setahu kami dia ada pertemuan dengan wakil TPNPB di PNG (Papua New Guinea). Tapi ada juga lembaga lain dari Swiss yang bertemu dengan TPNPB di PNG," kata Usman saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (22/9/2024).
"Awal tahun sempat juga saya dengar dia ke Papua. Tapi belakangan saya tidak pernah dengar lagi. Namanya juga tidak ada di dalam proposal TPNPB," sambung dia.
Namun, menurut Usman, yang perlu menjadi catatan terkait kejadian penyanderaan tersebut adalah pemerintah dan pihak gerakan TPNPB OPM perlu memanfaatkan momen penting tersebut untuk mengakhiri konflik di Papua.
Pembebasan Philip, kata dia, adalah sebuah pengingat bahwa konflik di Papua memberikan dampak yang sangat nyata terhadap hak asasi manusia.
Akan tetapi, bukan berarti tidak ada jalan penyelesaian.
"Perkembangan penting ini juga menunjukkan pendekatan damai dan non-kekerasan sangat realistis dalam mengatasi konflik antara gerakan pro-kemerdekaan dan pihak berwenang Indonesia di wilayah yang masih banyak terjadi pelanggaran hak asasi manusia," kata Usman.
Menurutnya, momen pembebasan itu juga tidak boleh berdiri sendiri.
Pembebasan Philip setelah lebih dari satu setengah tahun ditahan, kata dia, merupakan momen penting yang menandakan bahwa jalan damai adalah jalan yang mungkin ditempuh.
"Kedua pihak harus bergerak lebih jauh dengan menghormati hak asasi manusia dan membangun kepercayaan masing-masing agar tidak menemukan jalan buntu," sambung dia.
Kata Komnas HAM soal Keterlibatan Juha Christensen
Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM di Papua, Frits Ramanday, mengkonfirmasi keterlibatan Juha Christensen dalam proses pembebasan Philip.
Ia mengatakan pernah berkomunikasi dengan Juha Christensen melalui mitranya.
Menurut Frits, hal yang dibahas dalam komunikasinya dengan mitra Juha Christensen tersebut adalah hal yang sifatnya informal.
Meski ia mengaku lupa kapan terakhir berkomunikasi dengan mitra Juha Christensen tersebut, Frits masih ingat kapan Juha dan mitranya mulai terlibat dalam proses pembebasan Philip.
"Iya, mereka masuk di bulan Februari 2024," kata Frits saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (22/9/2024).
Frits memandang pembebasan Philip adalah hal baik.
Menurutnya, hal itu sebagai wujud bahwa TPNPB OPM menghormati prinsip kemanusiaan.
"Penyanderaan ini jadi bahan evaluasi bagi penerbangan perintis yang mempekerjakan pilot asing yang mendarati daerah rawan konflik. Pemulihan pengungsi Nduga penting jadi perhatian pemerintah," kata dia.
"Dan (hal yang juga penting) recovery pascakonflik, upaya lanjutan dialog kemanusiaan agar para pihak saling menerima dan memaafkan," sambung dia.
Tribunnews.com, juga coba menanyakan terkait keterlibatan Juha kepada kuasa hukum Susi Air, Donal Fariz.
Ia mengaku tidak pernah mendengar nama itu.
Ia kemudian menunjukkan salinan dokumen TPNPB-OPM yang di dalamnya termuat 12 pihak yang disebut sebagai fasilitator.
"Ada daftar nama ini, Mas. Cuma kita nggak tahu mana yang benar-benar terlibat," kata Donal saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (22/9/2024).
Soal rumor adanya sejumlah uang yang diserahkan ke TPNPB-OPM kelompok Egianus Kogoya untuk menebus kebebasan Philip, Donal mengaku tidak tahu.
"Kami tidak tahu, Mas," jawab Donal.
Tribunnews.com, juga coba melacak jejak keterlibatan Juha dari mantan Menko Polhukam yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 sampai 1 Februari 2024, Mahfud MD.
Mahfud tercatat pernah menyampaikan sejumlah pernyataan publik yang mendorong langkah persuasif dalam proses pembebasan Philip.
Ia juga menyatakan keselamatan sandera adalah yang diutamakan pemerintah dalam proses pembebasan sandera tersebut.
Namun, Mahfud mengaku tidak mengetahui tidak pernah mendengar nama Juha sebelumnya.
"Tak pernah dengar. Siapa itu?" tanya Mahfud saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (22/9/2024).
Hingga berita ini ditayangkan, Tribunnews.com juga masih berupaya mengkonfirmasi soal peran Juha Christensen.
Sumber: (Tribunnews.com/Gita Irawan/wik) (Tribun-Papua.com/Paul Manahara Tambunan) (Wikipedia)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul OPM Buru Juha Christensen Atas Perannya dalam Pembebasan Pilot Susi Air, Egianus Kogoya Disanksi