Menlu RI: Ada 25 WNI Dievakuasi dari Lebanon, Kini Sudah Tiba di Damaskus Suriah
Para WNI yang dievakuasi dari Beirut, Lebanon sudah sampai dengan selamat di Damaskus, Ibu Kota Suriah.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi menyampaikan proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Lebanon, sudah berjalan. Ada sekitar 25 dari 159 WNI yang tengah dalam perjalanan evakuasi. Proses evakuasi dilakukan lewat darat.
"Jadi kita sudah mengevakuasi sebagian dari warga negara kita, tentunya pada saat evakuasi ini kita mengimbau yang ingin dievakuasi," kata Retno ditemui selepas acara penghargaan MUI, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2024).
Baca juga: Kemlu Ungkap Sejumlah WNI di Lebanon Berubah Pikiran, Awalnya Tak Mau Dievakuasi Kini Minta Pulang
"Totalnya 20 sampai 25 kalau nggak salah, sekitar segitu," jelasnya.
Berdasarkan laporan yang diterima Retno, para WNI yang dievakuasi dari Beirut, Lebanon sudah sampai dengan selamat di Damaskus, Ibu Kota Suriah, atau berjarak 111 kilometer antar kedua kota. Selanjutnya para WNI akan meneruskan perjalanan sampai kembali ke Indonesia.
Baca juga: Israel sudah empat kali menginvasi Lebanon, apa bedanya dengan invasi kali ini?
"Jadi yang dievakuasi kali ini adalah melalui darat dan tadi pagi saya sudah mendapatkan laporan bahwa mereka sudah sampai melalui Suriah, melalui Damascus dengan selamat untuk kemudian akan kembali ke Indonesia," kata Retno.
Adapun untuk menggunakan ruang udara atau pesawat, hal ini bergantung pada negara yang menjadi lokasi untuk keberangkatan. Pasalnya intensitas perang yang terjadi di Timur Tengah membuat beberapa negara melakukan buka tutup ruang udara mereka.
Misalnya Negara Yordania, sebelah selatan Suriah, sempat membuka ruang udara mereka tapi kemudian ditutup lagi dalam hitungan hari. Kata Retno, situasi saat ini di Timur Tengah sangat dinamis imbas tensi panas yang bukan hanya terjadi di Gaza, Palestina, tapi merambah ke kawasan Timur Tengah lainnya.
"Nanti kita lihat, karena kan ruang udara beberapa negara di wilayah tersebut mengalami buka tutup, jadi kita akan lihat pokoknya kesempatan terakhir penerbangan dapat dilakukan tentunya akan kita lakukan lebih cepat lebih baik," ungkap Retno.
Sebagai informasi berdasarkan data lapor diri, ada 159 orang WNI yang tinggal dan menetap di Lebanon. Mayoritas dari WNI tersebut adalah mahasiswa.
Jumlah tersebut adalah WNI sipil, belum termasuk staf KBRI dan personel TNI yang bertugas di UNIFIL, pasukan sementara Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) yang bertugas di Lebanon.
Sebelumnya para WNI di Lebanon memilih tetap tinggal karena alasan pribadi. Misalnya, mereka sudah menikah dan berkeluarga dengan warga negara Lebanon. Namun setelah Kemlu dan KBRI Beirut mengadakan pertemuan dan menjelaskan mengenai proses evakuasi, ada sejumlah WNI yang berubah pikiran dan mau dievakuasi.
Diketahui saat ini situasi memanas terjadi antara Israel dan Lebanon. Kedua negara saling berbalas serangan. Rentetan serangan udara dilancarkan Israel menargetkan ratusan kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon.
Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 1.300 lokasi yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran. Lebanon membalas dengan melancarkan rentetan roket.
Baca juga: Hizbullah Bentrok dengan Israel di 2 Tempat, Militer Lebanon Berhasil Pukul Mundur Pasukan Zionis