Antisipasi Masyarakat Menengah Turun Kelas, Kemensos Siapkan Program Untuk Jaga Daya Beli
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menanggapi isu masyarakat menengah banyak yang turun kelas di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menanggapi isu masyarakat menengah banyak yang turun kelas di Indonesia.
Gus Ipul mengatakan sebenarnya saat ini ada juga masyarakat yang naik dari kelas menengah ke kelas atas.
"Kemarin Bu Menteri Keuangan sudah menyampaikan memang ada yang turun kelas, tapi ada juga yang naik kelas. Jadi harus diperiksa ada yang naik kelas. Jadi harus dilihat secara keseluruhan," ujar Gus Ipul di Madrasah Ibtidaiyah Assa’diyah Attahiriyah, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024).
Gus Ipul mengatakan Kemensos akan menyiapkan memberikan program bantuan untuk masyarakat yang turun dari kelas menengah.
Kemensos, kata Gus Ipul, akan melakukan pemetaan kebutuhan masyarakat yang turun kelas.
Baca juga: Mensos Gus Ipul Minta Penyaluran Bantuan ke Korban Gempa Bandung Dipercepat
"Kementerian Sosial tentu akan ikut melakukan usaha-usaha dalam rangka mendukung mereka yang disebut sebagai pemerlu bantuan sosial. Misalnya nanti ada kelompok ini yang turun. Ya apa keperluannya, kan harus di asesmen dulu," ucap Gus Ipul.
Program tersebut, menurut Gus Ipul, untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Jadi kita cermati, kita mengikuti dengan baik program-program yang membuat daya beli masyarakat terjaga. Itu akan kita teruskan," ucapnya.
Baca juga: Hanya Jabat Mensos 50 Hari, Gus Ipul Janji Sempurnakan DTKS Agar Bansos Tepat Sasaran
"Jadi kita ikuti ya Mana yang naik, mana yang turun. Maka di dalam kelompok-kelompok masyarakat yang disebut memerlukan bantuan kita paling bawah itu. Itu juga harus diperiksa Mana yang sudah naik kelas itu," tambahnya.
Sebagai informasi, data BPS menunjukan, jumlah kelas menengah terus menurun pada periode 2019-2024.
Tercatat jumlah penduduk kelas menengah mencapai 57,33 juta jiwa (21,45 persen) pada 2019, 53,83 juta jiwa (19,82 persen) pada 2021, 49,51 juta jiwa (18,06 persen) pada 2022, 48,27 juta jiwa (17,44 persen) pada 2023, dan 47,85 juta jiwa (17,13 persen) pada 2023.
Pada periode yang sama, jumlah masyarakat menuju kelas menengah bertambah setiap tahunnya.
Tercatat masyarakat menuju kelas menengah pada 2019 mencapai 128,85 juta jiwa (48,20 persen), 130,82 juta jiwa (48,17 persen) pada 2021, 134,93 juta jiwa (49,21 persen) pada 2022, 136,92 juta jiwa (49,47 persen) pada 2023, dan 137,50 juta jiwa (49,22 persen) pada 2024.