Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

China Tertarik Proyek Tanggul Laut Raksasa Pantura Jawa, Prabowo Terbang ke Beijing Usai Pelantikan

Proyek infrastruktur ambisius tersebut bukan obat mujarab untuk mengatasi masalah penurunan permukaan tanah yang parah yang dihadapi wilayah Pantura.

Editor: willy Widianto
zoom-in China Tertarik Proyek Tanggul Laut Raksasa Pantura Jawa, Prabowo Terbang ke Beijing Usai Pelantikan
Tribunnews/JEPRIMA
Suasana aktivitas di dekat tanggul laut yang telah selesai dibangun di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (12/2/2019). Pembangunan tanggul laut tersebut merupakan bagian dari program Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) untuk mencegah ancaman banjir rob serta penataan kawasan pesisir pantai utara Jakarta dan sekitarnya. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden terpilih, Prabowo Subianto berencana membangun tanggul laut raksasa di sepanjang jalur pantai utara Jawa (pantura). Dana proyek pembangunan tersebut sebagian didanai oleh investasi China.

Baca juga: Keuntungan Timnas China Jika Pertandingan Timnas Indonesia Vs Bahrain Dipindah dari Indonesia

Namun rencana tersebut mendapat kritikan. Sebab, proyek infrastruktur ambisius tersebut bukanlah obat mujarab untuk mengatasi masalah penurunan permukaan tanah yang parah yang dihadapi wilayah utara Jawa.

Kakak laki-laki presiden terpilih dan Penasihat Utama, Hashim Djojohadikusumo mengatakan pada tanggal 7 Oktober 2024 lalu bahwa Prabowo akan mengunjungi China bulan depan seusai pelantikan guna menawarkan peluang investasi dalam proyek senilai US$60 miliar tersebut yang diperkirakan akan membentang dari ibu kota saat ini, Jakarta, hingga Surabaya di Jawa Timur.

Baca juga: Melihat Posisi Duduk Calon Menteri Saat Simak Pengarahan Prabowo, Barisan Paling Depan Jadi Menko?

Tahap awal proyek ini difokuskan pada pembangunan tanggul laut di Teluk Jakarta yang akan menelan biaya Rp 164 triliun atau US$10,55 miliar.

Menurut Hashim, proyek ini akan dibiayai melalui model kemitraan publik-swasta di mana 80 persen biayanya akan ditanggung oleh pengembang swasta, sedangkan sisanya ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Pengembang China sangat tertarik proyek tersebut lantaran mereka mencari peluang pertumbuhan di tempat lain di luar pasar properti China yang jenuh.

“Saya akan menemani Prabowo bulan depan ke Beijing, kami akan bertemu dengan investor [di sana]. Siapa pun yang ingin bergabung dengan [proyek] tembok laut dipersilakan, [baik] investor lokal, investor asing dari Doha, Dubai, Abu Dhabi, Hong Kong, Beijing, Shanghai, silakan,” kata Hashim dikutip dari South China Morning Post, Kamis(17/10/2024).

Baca juga: Kejatuhan Timnas Indonesia, Pengalaman China yang Paksa Skuad Garuda Kembali Membumi

Tanggul laut raksasa kata Hashim sangat diperlukan untuk melindungi masyarakat karena abrasi dan penurunan permukaan tanah telah menyebabkan banjir rob. 

BERITA REKOMENDASI

“Yang penting tanggul laut kita bangun demi kesejahteraan kita semua, khususnya masyarakat di pesisir utara [Jawa],” ujarnya.

Sekitar 50 juta orang tinggal di bagian utara Jawa, yang juga merupakan rumah bagi puluhan kawasan industri yang menyumbang sekitar 20 persen PDB Indonesia sebesar US$1,3 triliun pada tahun lalu.

Tanah di Jakarta tenggelam antara 7,5cm dan 14 cm setiap tahunnya akibat pengambilan air tanah dan tekanan berat dari gedung pencakar langit, sementara pantai utara Jawa tenggelam hingga 25 cm per tahun, menurut data resmi. Jika situasi ini tidak dikendalikan, para ahli memperkirakan sepertiga wilayah Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050.

Baca juga: Budi Arie Setiadi, sang Menkominfo yang Akan Dapat Jatah Menteri Koperasi dalam Kabinet Prabowo

Pada bulan Juli, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kerugian ekonomi akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta diperkirakan mencapai 2,1 triliun rupiah per tahun, yang dapat meningkat menjadi 10 triliun rupiah per tahun pada dekade berikutnya.

Endra S Atmawidjaja, Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengatakan kepada wartawan awal bulan ini bahwa Lembaga Penelitian Hidraulik Nanjing milik negara China sangat ingin berinvestasi dalam proyek tembok laut.

Baca juga: Respons PSSI soal Eksperimen Shin Tae-yong Jadi Biang Kekalahan Timnas Indonesia atas China

“Mereka telah menyatakan minatnya. Apakah mereka akan terlibat atau tidak, kita belum tahu, tapi ada tindak lanjut dari minat itu,” kata Endra.

Selain China, Korea Selatan dan Belanda juga berminat berinvestasi pada proyek tersebut, meski Endra mengatakan perjalanan masih panjang untuk merealisasikan investasi tersebut.(SCMP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas