TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kombes Pol Ahrie Sonta Nasution adalah perwira menengah Polri lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2002.

Ahrie Sonta pernah jadi bagian Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Operasi Nemangkawi di Papua. 

Ahrie Sonta pernah terlibat penangkapan Djoko Tjandra di Malaysia terkait korupsi pengalihan hak tagih (Cessie) Bank Bali yang dipimpin Kabareskrim saat itu Komjen Pol Listyo Sigit. 

tercatat pernah menjadi polisi pertama yang meraih gelar doktor di bidang Ilmu Kepolisian.

Dalam sidang doktoral yang digelar di Kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta Selatan pada 7 Juni 2018, Kombes Ahrie diuji oleh 11 penguji dari berbagai perguruan tinggi.

Dilansir Kompas.com, dia juga sempat menempuh berbagai pendidikan kejuruan di luar negeri, di antaranya di Politie Academy Apeldoorn Belanda, Crime Scene Analysis by Visual Comparison di Munster, Jerman, dan di Joint Special Operation University, US Command Center, Tampa, Florida.

Ia juga pernah mengikuti pendidikan PTIK dan lulus tahun 2009. 

Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan Sespimmen pada 2016 dan Sespimti pada 2024 dengan mendapatkan predikat terbaik matrikulasi penyetaraan.

Kombes Ahrie juga menyelesaikan pendidikan pendidikan akademis S2 dan S3 Ilmu Kepolisian. Dua gelar tersebut diperoleh dengan predikat cumlaude.

Dalam penugasan dan pelaksanaan tour of duty kewilayahan di jajaran kepolisian wilayah, ia pernah ditugaskan di Jawa Timur, Polda Metro Jaya hingga Mabes Polri dan juga pernah ditugaskan dalam operasi kepolisian di wilayah Sulawesi Tengah hingga ke Papua.

Pada 18 Agustus 2020, Ahrie Sonta pernah menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok 

Ahrie pernah mengungkap beberapa kasus narkotika dalam jumlah besar ketika menjabat Kepala Unit II Subdit II Ditresnarkoba Polda Metro Jaya. 

Hingga saat ini  Kombes Ahrie merupakan Sekretaris Pribadi (Sekpri) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Ia kemudian disebut terpilih menjadi ajudan presiden dan wakil presiden RI periode 2024-2029.