Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Pemilik Sritex, Raksasa Tekstil yang Kini Dinyatakan Pailit dan Punya Utang Rp25 Triliun

Sosok pemilik Sritex, perusahaan tekstil yang dinyatakan pailit dan punya utang Rp25 triliun.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Sosok Pemilik Sritex, Raksasa Tekstil yang Kini Dinyatakan Pailit dan Punya Utang Rp25 Triliun
istimewa
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex. Terkini, Sritex dinyatakan pailit dan memiliki utang hingga Rp25 triliun. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Niaga Semarang telah menyatakan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex pailit

Sritex dinyatakan memiliki utang hingga Rp25 triliun, sedangkan aset hanya sekira Rp15 triliun. 

Sebelum dinyatakan pailit, Sritex merupakan satu di antara raksaka tekstil di Indonesia. 

Akibat kondisi ini, sebanyak 20 ribu pekerja Sritex berpotensi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Lalu, siapa pemilik perusahaan Sritex?

Sosok Pendiri Sritex

Sritex didirikan oleh H.M Lukminto. 

Lukminto lahir di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 1 Juni 1946 sulam. 

Berita Rekomendasi

Ia lahir dari keluarga Tionghoa yang kondisi perekonomiannya terpuruk.

Bahkan, Lukminto harus merelakan pendidikan saat ia masih duduk di bangku kelas 2 SMA Chong Hua Choung Hui. 

Meski pendidikannya kandas, Lukminto lantas mencoba mengais rupiah. 

Bermodalkan uang Rp100 ribu dari orangtuanya, Lukminto nekat memulai bisnisnya dengan berjualan kain blacu yang didapatnya dari Semarang dan Bandung. 

Kain tersebut lantas dijajakannya ke Pasar Klewer, Pasar Kliwon, dan usaha batik rumahan. 

Sejarah Berdirinya Sritex

Awalnya, Sritex berdiri di Pasar Klewer, Surakarta, Jawa Tengah, pada 1966 silam. 

Bisnis Lukminto terus berkembang hingga akhirnya ia dijuluki raja batik.

Pada 1967, Lukminto berhasil membeli dua kios di Pasar Klewer.

Baca juga: Pernak Pernik Bernuansa Jokowi Menjamur Laris Manis di Pasar Malam Ngarsopuro dan Pasar Klewer Solo

Hanya setahun berselang, ia membuka pabrik cetak pertama yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Surakarta. 

Bisnisnya kian melebar, ia kemudian membuka pabrik kain di Semanggi, Surakarta, pada 1972. 

Hingga pada 1980-an, pabrik tekstil milik Lukminto direlokasi ke Desa Jetis, Sukoharjo dan diberi nama PT Sri Rejeki Isman. 

Pada 1978, pabrik tekstil milik Lukminto terdaftar dalam Kementerian Perdagangan sebagai perseroan terbatas. 

Lukminto kemudian membangun pabrik keduanya pada 1982. Kali ini, pabrik milik Lukminto fokus pada kain tenun. 

Lalu pada 3 Maret 1992, pabrik Sritex diresmikan Presiden Soeharto bersama 275 pabrik aneka industri lainnya di Surakarta. 

Tak puas, Sritex terus berkembang dengan mencoba peruntungan di pasar Eropa pada 1992.

Hasilnya, Sritex berhasil membuat seragam untuk NATO dan tentara Jerman yang berkualitas tinggi. 

Sejak saat itulah Sritex terus berkembang dan memproduksi rata-rata 24 juta potong kain per tahun untuk 40 negara. 

Sritex juga menyediakan busana label ternama seperti Uniqlo, Zara, New Yorker, Sears, jaringan Walmart, serta JCPenney.

Baca juga: Pailit, Sritex Punya Utang Rp25 Triliun, 20 Ribu Pekerja Terancam PHK dan Tak Dapat Pesangon

Pemilik Sritex Kini 

Pada 2007, Lukminto menyerahkan kepemimpinan Sritex kepada anak sulungnya, Iwan Setiawan Lukminto

Lukminto memilih untuk fokus pada bidang sosial. 

Ia akhirnya dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura pada Rabu (5/2/2014) karena sakit. 

Sedangkan istrinya, Susyana Lukminto meninggal dunia pada Sabtu (20/8/2022). 

Setelah dipimpin Iwan Setiawan, Sritex terus berkembang menjadi grup tekstil besar. 

Bahkan, Sritex memiliki 10 hotel di Solo, Bali, dan Yogyakarta. 

Pada 2013, Sritex secara resmi terdaftar sahamnya pada Bursa Efek Indonesia. 

Dengan prestasi itu, Iwan Setiawan tercatat sebagai orang Indonesia terkaya nomor 49 pada 2020 menurut Forbes. 

Iwan disebut memiliki kekayaan senilai 515 juta dollar AS atau sebesar Rp8 triliun. 

Selain itu, Iwan juga berhasil menyabet penghargaan i Businessman of the Year dari Forbes Indonesia dan sebagai EY Entrepreneur of the Year 2014 dari Ernst & Young pada 2014.

Saat ini, Sritex dipimpin oleh adik kandung Iwan Setiawan, Iwan Kurniawan Lukminto. 

Baca juga: Pailit, Sritex Punya Utang Rp25 Triliun, 20 Ribu Pekerja Terancam PHK dan Tak Dapat Pesangon

Iwan Kurniawan merupakan anak keempat H.M Lukminto.

Ia juga merupakan pendiri Museum Tumurun di Surakarta pada 2018 lalu. 

Iwan Kurniawan meraih gelar Sarjana Business Administration dari Johnson & Wales University, Sarjana Business Administration di Northeastern University dan Sarjana Business Administration di Boston University. 

Ia memiliki pengalaman dan telah bergelut di dunia tekstil selama lebih dari 20 tahun. 

Berikut sejumlah nama direksi Sritex saat ini: 

  • Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto 
  • Direktur Operasional Mira Christina Setiady 
  • Direktur Keuangan Welly Salam 
  • Direktur Independen Regina Lestari Busono 
  • Direktur Umum Supartodi 
  • Direktur Bisnis Benang Karunakaran Rama Moorthy 
  • Direktur Bisnis Kain Sandeep Kr Gautam 
  • Direktur Bisnis Garmen Teo Khek Thuan

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas