Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuaca Panas Masih Melanda Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Berikut Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ungkap penyebab cuaca panas yang saat ini masih melanda wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Cuaca Panas Masih Melanda Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Berikut Penjelasan BMKG
Tribunnews
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ungkap penyebab cuaca panas yang saat ini masih melanda wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab cuaca panas yang saat ini masih melanda wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Menurut BMKG, bagian selatan khatulistiwa termasuk pulau Jawa, masih merasakan cuaca panas mendidih pada siang hari karena masih berada pada masa peralihan musim.

BMKG menjelaskan, kondisi tersebut merupakan salah satu ciri masa peralihan musim, dengan pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari didahului oleh udara panas dan terik pada pagi hingga siang hari.

Cuaca panas terekam dalam data pengamatan suhu udara maksimum yang mencapai 37,5 derajat Celsius di beberapa wilayah, mulai dari wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

"Berdasarkan analisis terkini, kondisi suhu panas diprediksi masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan pada siang hari, yang diikuti dengan potensi turunnya hujan pada sore hingga malam hari terutama di wilayah Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara," kata BMKG.

"Hal ini merupakan ciri masa peralihan menuju musim hujan di wilayah tersebut," lanjutnya.

Berdasarkan analisis terkini, potensi turunnya hujan terjadi pada sore hingga menjelang malam hari terutama di wilayah Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Berita Rekomendasi

Hujan yang terjadi cenderung tidak merata dan kejadiannya relatif singkat.

Hal ini merupakan salah satu ciri masa peralihan menuju musim hujan di wilayah-wilayah tersebut sebelum memasuki musim hujan.

"Awal musim hujan di wilayah-wilayah tersebut bervariasi, namun secara umum awal musim hujan diprediksi akan terjadi pada akhir dasarian III Oktober hingga awal November mendatang dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari-Februari 2025," kata BMKG.

Baca juga: Dampak Hujan Es Batu dan Angin Puting Beliung di Depok, Perjalanan KRL ke Stasiun Citayam Terganggu

Prakiraan Hujan Bulan November 2024

Berdasarkan unggahan media sosial resmi @bmkgjateng, Prakiraan Curah Hujan wilayah Jawa Tengah bulan November 2024 berada pada kategori Menengah-Tinggi dengan curah hujan antara 201 – 500 mm.

Adapun curah hujan antara 201–500 mm kecuali Kota Tegal dan Pekalongan; sebagian besar Kab. Rembang; sebagian Kab. Pati dan Klaten; wilayah utara Kab. Tegal dan Jepara; wilayah selatan Kab. Wonogiri; sebagian kecil Brebes dan Pemalang curah hujan 151–200 mm.

Sedangkan sebagian Kab. Banjarnegara, Purbalingga dan Wonosobo; sebagian wilayah selatan Kab. Cilacap, Pemalang dan Pekalongan; sebagian wilayah utara Kab. Kebumen dan Purworejo; sebagian wilayah barat Kab. Magelang dalam kategori sangat tinggi >500 mm.

Informasi selengkapnya terkait prakiraan hujan klik di sini.

(Tribunnews.com/Latifah)(Pos-Kupang.com/Adiana Ahmad)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas