Wamentan: Petani Milenial Sangat Diperlukan untuk Swasembada Pangan
Sektor pertanian sangat membutuhkan kontribusi anak muda, peran petani milenial sangat diperlukan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan sektor pertanian sangat membutuhkan kontribusi anak muda.
Dirinya menilai anak muda memiliki sifat inovatif, adaptif, kreatif, dan memiliki kemampuan untuk membawa perubahan melalui teknologi.
Selain itu, dirinya mengungkapkan peran petani milenial sangat diperlukan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Sudaryono menegaskan pemerintah akan terus mendukung para anak muda yang ingin berkarya di bidang pertanian.
"Karena pembangunan pertanian ini membutuhkan anak-anak muda, milenial, termasuk dalam mewujudkan swasembada pangan nasional," ujarnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sudaryono pada Konsolidasi Nasional Petani Milenial yang dihadiri oleh ratusan petani muda serta organisasi kepemudaan lainnya di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Jurus Mentan Amran Wujudkan Swasembada Pangan di Indonesia, Gaet Petani Milenial dan Gen Z
Dalam acara tersebut Sudaryono dinobatkan sebagai Bapak Pembina Petani Milenial.
Dirinya mengatakan, penobatan tersebut menjadi pemicu semangatnya dalam meningkatkan regenerasi petani muda.
Sebab menurutnya, jumlah petani di Indonesia saat ini masih didominasi oleh kalangan orang tua.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, sebanyak 38,02 persen petani di Indonesia adalah generasi baby boomers berusia 41-56 tahun.
Sementara untuk petani muda, hanya mencapai 21,93%, atau sekitar 6,2 juta orang.
"Saya menyambut dengan baik kegiatan ini. Sebagai bapak, kakak, atau abang asuh petani milenial, tentu saya ingin selalu berusaha menjadi solusi dari segala kekhawatiran dan tantangan para petani milenial," ucap Sudaryono.
Sudaryono menekankan, penting bagi generasi milenial untuk tidak hanya fokus di sektor hulu, tetapi juga mengeksplorasi produk turunan di sektor pertanian, baik primer maupun sekunder.
Hal ini penting agar bisnis pertanian tidak hanya terpaku pada produksi saja tetapi harus mampu menciptakan peluang usaha yang menguntungkan di sepanjang rantai nilai komoditas
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.