WamenPPPA Veronica Tan Minta Platform Media Sosial Bantu Edukasi Kesehatan Mental Anak
Peran keluarga dan lingkungan yang sehat dibutuhkan dalam menciptakan kondisi perkembangan dan kesejahteraan anak yang sehat mental.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (WamenPPPA) Veronica Tan meminta platform media sosial membantu edukasi kesehatan mental.
Kesehatan mental merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus.
Ia mengatakan, peran keluarga dan lingkungan yang sehat dibutuhkan dalam menciptakan kondisi perkembangan dan kesejahteraan anak yang sehat mental.
Baca juga: 71 Ribu Perempuan Indonesia Memilih Childfree, Wamen PPPA Veronica Tan Soroti Hal Ini
“Mulai hari ini mengajak dan membantu KemenPPPA, ayo berikan edukasi terkait kesehatan mental,” dalam kegiatan peluncuran ‘Program Kesehatan Mental bersama WHO Indonesia’ di Jakarta Barat, Kamis (14/11/2024).
Kemen PPPA ujar Veronica, telah memiliki layanan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) yang saat ini berjumlah 301 di Indonesia.
Keberadaan Puspaga diharapkan menjadi garda terdepan untuk memberikan layanan konseling awal, hingga didorong untuk memberikan rujukan ke layanan kesehatan mental dan psikososial.
“Kami mengapresiasi TikTok sebagai platform yang populer di kalangan anak muda menaruh perhatian yang besar melalui program ini. Saya yakin program ini memiliki visi yang sama dengan kami, yaitu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk mendukung mental yang sehat," ungkap dia.
Ditambahkan Deputi Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr. Momoe Takeuchi, pihaknya ikut menyuarakan semangat kolaboratif dalam program.
Pihaknya berharap program ini akan mendorong kaum muda untuk merasa lebih nyaman berdiskusi dan mencari dukungan terkait kesehatan mental, yang secara tidak langsung berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat.
Berdasarkan Data Survei Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) Tahun 2022, satu (1) dari tiga (3) remaja (34,9 persen) atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental, namun hanya 2,6 persen yang mengakses fasilitas kesehatan mental atau konseling.
Program untuk meningkatkan akses serta saran yang kredibel terkait kesehatan mental serta meningkatkan kesadaran dan literasi kesehatan mental ini dimulai sejak November 2024 hingga April 2025.
Oleh karena itulah, program ini meliputi pembuatan konten dari para kreator lokal yang dilatih oleh Mindful Makers, untuk menyebarkan informasi kredibel tentang kesehatan mental pada platform yang populer di Indonesia.
"Kami percaya bahwa pendekatan kolaboratif antara platform digital, pemerintah, kreator, dan organisasi nirlaba menjadi sangat penting karena kompleksitas isu kesehatan mental tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja," ungkap Public Policy & Government Relations, TikTok Indonesia Marshiella Pandji.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia