DPR Diminta Tak Pilih Capim dan Cadewas KPK dari Titipan Politik, Habiburokhman Dilema Pilih Nama
DPR diminta memilih capim dan cadewas KPK secara independen, yang bersih, berintegritas, tak punya cacat etik, dan tidak punya cacat pidana.
Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenur Rohman, meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memilih calon pemimpin (capim) dan calon dewan pengawas (cadewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara independen.
Di mana artinya, DPR diminta untuk memilih capim dan cadewas bukan dari titipan politik, seperti titipan Prabowo Subianto hingga Joko Widodo (Jokowi).
Zaenur pun berharap, DPR dapat memilih capim dan cadewas yang bersih, berintegritas, tak punya cacat etik, dan tidak punya cacat pidana.
"Bukan orangnya Jokowi, bukan orangnya Prabowo, bukan orangnya Bahlil, bukan orangnya siapapun," kata Zaenur kepada wartawan, Senin (18/11/2024).
Adapun, Komisi III DPR menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test untuk capim dan cadewas hari ini, Senin.
Zaenur pun mewanti-wanti DPR agar tak mengulangi kesalahan masa lalu, saat pemilihan pimpinan KPK periode 2019-2024.
Di mana, pada waktu itu, parlemen memilih pimpinan yang pada ujungnya bermasalah, seperti Firli Bahuri yang berakhir menjadi tersangka korupsi.
"Misalnya, orang yang terkasus, terkena kasus etik seperti Firli Bahuri ketika menjabat sebagai deputi penindakan KPK malah justru dijadikan sebagai ketua KPK," katanya.
"Nah secara prediktif, orang yang punya sejarah melakukan pelanggaran akan mengulangi pelanggaran dengan jauh lebih besar karena diberikan kekuasaan sebagai ketua KPK dengan power yang sangat besar," Zaenur melanjutkan.
Maka dari itu, hal ini menjadi catatan bagi DPR yang akan melakukan fit and proper test, agar tidak memberi kesempatan kepada orang yang punya cacat etik apalagi hukum.
Habiburokhman Dilema Pilih Nama
Sementara itu, Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, mengakui pihaknya dilema dalam menetapkan lima orang capim KPK untuk diserahkan ke Presiden RI Prabowo Subianto.
Baca juga: DPR Uji Kelayakan Capim dan Calon Dewas KPK, Buat Makalah Paling Lama 1 Jam
Pasalnya, dari 10 nama yang lolos untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI hari ini, memiliki kualitas dan integritas yang sama.
Hal tersebutlah yang membuat pihaknya dilema, karena harus memilih lima orang saja dari 10 nama calon tersebut, untuk selanjutnya ditetapkan sebagai pimpinan dan Ketua KPK 2024-2029.
"Memang kali ini kami harus katakan Komisi III dilema, dilemanya apa karena dari semua calon nyaris semua kualitasnya sama."
"Berintegritas, berkualitas punya gagasan besar punya track record bagus-bagus semua dan hampir gak ada celah," kata Habiburokhman kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
"Dari 10 kami hanya bisa memilih lima. Kalau boleh kami pilih semua, tapi undang-undang mengharuskan kami hanya memilih lima di antaranya," beber dia.
Habiburokhman pun menyampaikan kepada para capim dan cadewas KPK agar mereka menjalankan tahapan fit and proper test secara baik.
Pasalnya, jika sudah pada tahapan fit and proper test, maka hanya tinggal menunggu siapa yang paling terbaik.
"Itu saya sampaikan kepada para calon, tinggal jalani saja tugas proses ini dengan sebaik-baiknya. Kalau begini sudah tinggal suratan tangan," kata Habiburokhman.
"Nanti semoga pada hari Kamis semua proses selesai kami akan pleno jadi di minggu ini selesai," tandas dia.
Daftar 10 Nama Capim KPK
- Agus Joko Pramono
- Ahmad Alamsyah Saragih
- Djoko Poerwanto
- Fitroh Rohcahyanto
- Ibnu Basuki Widodo
- Ida Budhiati
- Johanis Tanak
- Michael Rolandi Cesnanta Brata
- Poengky Indarti
- Setyo Budiyanto
Daftar 10 Nama Calon Anggota Dewas KPK
- Benny Jozua Mamoto
- Chisca Mirawati
- Elly Fariani
- Gusrizal
- Hamdi Hassyarbaini
- Heru Kreshna Reza
- Iskandar Mz
- Mirwazi
- Sumpeno
- Wisnu Baroto
(Tribunnews.com/Rifqah/Ilham Rian/Rizki Sandi)