Policy Forum on Education Bahas Kebijakan Pendidikan Inklusif dan Berkelanjutan di Indonesia
Forum multipihak lembaga-lembaga penggiat pendidikan Policy Forum on Education (PFoE), kembali digelar untuk dorong perbaikan kebijakan pendidikan .
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum multipihak lembaga-lembaga penggiat pendidikan Policy Forum on Education (PFoE), kembali digelar dengan misi besar untuk mendorong perbaikan kebijakan pendidikan di Indonesia.
Rangkaian kegiatan PFoE dibuka dengan mengundang publik mengirimkan paper terbaiknya dalam kompetisi “Call for Paper PFoE”.
Terdapat 7 tema utama utama, yaitu inklusivitas, kompetensi guru dan dosen, kurikulum dan metode mengajar-belajar, ekosistem pembelajaran, digitalisasi pendidikan, keterlibatan orang tua dan masyarakat umum, hingga peran perguruan tinggi dalam pembentukan kepemimpinan yang berdampak dan bermakna.
Tahun ini perhelatan PFoE menggandeng Pemimpin.id dan Endgame untuk bersama-sama merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan, dalam Focus Group Discussion.
Dengan tema besar “Pendidikan untuk Semua”, Focus Group Discussion menjadi wadah strategis untuk mendiskusikan tantangan dan peluang di dunia pendidikan.
Focus Group Discussion pertama dilaksanakan pada 18 November 2024 dengan melibatkan akademisi, praktisi lokal, penggiat pendidikan, dan 5 penulis terpilih dari kompetisi “Call for Paper PFoE”.
Focus Group Discussion pertama memfokuskan pembahasan pada tantangan-tantangan pendidikan yang dihadapi masyarakat Sumatera.
“Kehadiran Bapak Ibu sekalian pada pagi hari ini adalah bukti nyata komitmen kita semua untuk menciptakan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan”, ujar Research dan Program Development Pemimpin.id, Luthfiyah Zahra, saat membuka Online Focus Group Discussion.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Kedepankan Efektivitas dan Transparansi Pemanfaatan Anggaran Pendidikan
Sesi Focus Group Discussion (FGD) kali ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari Sumatera sebagai peserta.
Di antaranya adalah Anderiasta Tarigan (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo), Drs. L. Budi Yuwono, M.Si. (Kepala Bappeda Kabupaten Siak), Prof. Junaidi (Ketua Dewan Pendidikan Nasional Provinsi Riau), Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Riau, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara Pengelola Data dan Informasi BPMP Sumatera Utara.
Hadir pula perwakilan dari komunitas penggiat sosial dan pendidikan.
Para guru dan dosen dari sekolah maupun universitas di daerah Sumatera turut berpartisipasi dalam diskusi ini.
Setiap kelompok dalam FGD memiliki fokus bahasan yang berbeda, mencakup isu-isu strategis seperti digitalisasi pendidikan, pengembangan kompetensi guru dan dosen, kurikulum serta metode mengajar-belajar, inklusivitas dalam pendidikan, dan peran perguruan tinggi dalam mencetak pemimpin yang berdampak dan bermakna.
Melalui diskusi ini, peserta menghasilkan sejumlah solusi inovatif.
Beberapa di antaranya adalah peluncuran platform yang mampu mengintegrasikan berbagai data pendidikan, pemberian apresiasi berbasis kinerja bagi tenaga pendidik, penerapan metode Project-Based Learning untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, pengalokasian anggaran khusus untuk literatur pendidikan, serta penghapusan kebijakan diskriminatif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Selain itu, integrasi kewirausahaan dalam pendidikan juga menjadi salah satu usulan guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Baca juga: Istana: Program Lapor Mas Wapres Catat Keluhan Warga soal Pendidikan hingga Sengketa Tanah
Focus Group Discussion ditutup dengan masing-masing kelompok yang mempresentasikan ide terbaiknya di hadapan seluruh peserta.
Salah satu penulis terpilih, Alfianti Yanuar, mengungkapkan antusiasmenya.
"Diskusi berjalan sangat interaktif. Saya dapat melihat berbagai saran pendidikan dari berbagai latar belakang yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan," ujarnya.
PFoE bukan sekadar ruang diskusi, melainkan sebuah gerakan nyata untuk menyatukan peran dalam menciptakan masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Rangkaian Focus Group Discussion (FGD) yang dimulai dengan regional Sumatera akan terus berlanjut ke wilayah Jawa, Kalimantan, hingga Indonesia Timur, membawa energi kolaborasi yang semakin meluas.
Lebih dari itu, PFoE akan meneruskan langkah transformasinya melalui “Lyceum Endgame Goes to Campus,” sebuah ruang bagi peserta terpilih untuk secara langsung mempresentasikan solusi inovatif mereka di hadapan para pemangku kepentingan lokal.
Dengan semangat #KolaborasiPendidikanKita dan #SemuaAmbilPeran, PFoE mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan inklusif yang berdampak dan berkelanjutan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia