VIDEO EKSKLUSIF Menkes Budi Gunadi Sadikin: Kemenkes Dapat Tambahan Dana Rp13 Triliun dari Presiden
Pak Menkes, semua Menteri lain gak ada yang tiba-tiba kayak kamu dikasih anggaran tambahan Rp13 triliun
Penulis: Srihandriatmo Malau
Jadi memang waktu jadi Menteri Kesehatan jaman Covid itu menyampaikan, Menteri Kesehatan adalah Menteri yang paling banyak diganti. Jadi saya ketemu di Inggris tuh Menteri Kesehatannya 6 kali diganti. Ada Jepang mungkin 3 kali diganti. China saja 2 kali diganti. Jadi memang rupanya Menteri Kesehatan pada saat pandemi dan nggak tau apa sampai sekarang ya adalah posisi yang paling tidak diminanti karena paling cepat diganti. Jadi jangan-jangan ditaruh saya karena nggak ada yang mau posisi ini itu, karena kursi panas.
Tapi kalau dengan Pak Prabowo, beliau adalah senior saya, juga merupakan teman sejawat waktu di Kabinet sebelumnya. Kita banyak juga kerjasama dengan beliau karena pada saat vaksinasi Covid kan banyak dibantu oleh TNI dan Polri. Jadi hubungannya dengan beliau lebih sebagai senior lah di Kabinet yang mendukung kami untuk bisa menyelesaikan pandemi Covid dengan baik. Nah senior kami sekarang sudah jadi bos kami.
Pak bisa cerita sedikit, apakah sebelumnya memang Bapak pernah diberi sinyal oleh Pak Prabowo untuk melanjutkan di Kementerian ini?
Pernah diajak bicara sekali apa dua kali. Pak Prabowo bilang memang bahwa beliau sudah perhatikan transformasi di sektor kesehatan ini harus dilanjutkan, harus diteruskan tapi nggak bilang apakah itu saya atau nggak.
Tapi ketika kemudian diajak berdialog Pak sebelum Kabinet diumumkan, apakah ada satu request khusus gitu Pak Pak Budi terkait dengan Kementerian Kesehatan?
Ada dia minta tiga hal. Jadi satu akselerasi eliminasi TBC, nomor dua screening kesehatan bagi masyarakat Indonesia, nomor tiga daerah-daerah yang tertinggal, perbatasan kepulauan yang terpencil, itu rumah sakitnya dipastikan dibangun rumah sakit yang bagus.
Meskipun cuma tiga berat juga ya Pak?
Itu quick win ya saya begitu lihat oh ternyata masuk quick win-nya beliau.
Bapak termasuk sukses diantara negara-negara ya dalam mengatasi Covid-19 lah ya Pak, apa yang Bapak nggak bisa lupakan ketika jadi Menteri Kesehatan di masa yang krusial itu? Ada nggak ya?
Ditanya sama Pak Presiden yang dulu, Pak Jokowi waduh saya ini dipuji sama negara-negara lain. Kepala Negara lain menyampaikan sukses Indonesia, nanti jawabnya apa?
Wah jawabnya ini saja Pak, jawabnya karena Menkesnya nggak kerja. Loh kok gitu? Iya Pak, karena yang kerja bukan Menkesnya yang kerja adalah Tribun Network, TNI, Polri, NU, Muhammadiyah. Karena yang sibuk nyuntikan mereka kita hanya kasih vaksinnya saja.
Jadi kita bilang kenapa itu dulu sukses? Sebenarnya salah satu kuncinya adalah karena kita benar-benar memanfaatkan modal sosial yang luar biasa dari masyarakat kita. Masyarakat kita kan orangnya iba-an. Kalau di politik ada orang yang dizolimi, yang dizolimi yang menang.
Orang Indonesia kan iba, kalau ada yang gotong-royong ingin membantunya itu besar. Jadi waktu itu saya bilang, aduh kalau yang nyuntik ini orang kayak menkes semua sama dinas kesehatan, gak kelar. Jadi ini harus dibuat programnya jadi eksklusif, tapi kita lakukan sendiri bersama-sama. Pendekatannya jangan pendekatan program tapi pendekatan gerakan. Jadi kita pasang muka iba, menkesnya kelihatan capek, kurang tidur ternyata Tribun Network beres, asal kita dikasih vaksin, nanti Tribun yang vaksinasi di seluruh Indonesia nanti semuanya Tribun yang beresin. Jadi baru selesai cepat.
Tadi kan ada 3 quick win yang tidak ringan. Bisa Bapak jelaskan Pak, mengapa TBC yang jadi prioritas, mengapa kemudian ada apa ya, daerah-daerah terpencil rumah sakit kayak pembangunan BTS saja gitu? Dan yang berikutnya adalah mengenai bagaimana kita bisa melakukan pengecekan kesehatan apa Pak? Ini konteksnya Pak bisa dijelaskan?