Terapkan Kurikulum Merdeka, Siswa Diajak Asah Kreativitas Lewat Gebyar Pembelajaran
Kegiatan Gebyar Pembelajaran ini diselenggarakan 2 kali dalam setahun untuk menunjukkan sinergi antara pendidikan, kreativitas dan karakter
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 124 siswa menampilkan hasil karyanya pada kegiatan Gebyar Pembelajaran, bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka, di TKK 1 Penabur Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Kegiatan Gebyar Pembelajaran ini diselenggarakan 2 kali dalam setahun, pada semester 1 dan semester 2 untuk menunjukkan sinergi antara pendidikan, kreativitas, dan pembentukan karakter anak.
Kepala TKK 1 Penabur Jakarta Damaris Fajar Dewanti MPd menjelaskan, kegiatan ini diselenggarakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi anak-anak usia dini dan diisi dengan berbagai kegiatan edukatif yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Selain itu, memperlihatkan komitmen sekolah dalam mendukung perkembangan anak secara holistik.
Baca juga: Mendikdasmen Pastikan Tak Terapkan Pembelajaran AI dan Coding Sejak Kelas 1 SD
“Dalam proses belajar mengajar, kami menggunakan program project based learning. Dari program ini, nantinya anak-anak akan membuat proyek yang hasilnya ditampilkan dan dipresentasikan pada acara ini,” ungkap Damaris dikutip Kamis, 21 November 2024.
Menurut dia, di acara ini anak-anak memperlihatkan hasil karyanya atau proyek belajar yang menunjukkan kreativitas dan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan. Misalnya, tema gebyar TK B: Small Hands, Big Hearts, TK A: My Dream with My Senses, KBB: Family Fun Day dan KBK: Makanan dan Minuman
“Jadi selama 1 semester mereka tentang itu semua. Lalu, membuat desain atau gambarnya yang diberi waktu 2 minggu. Dari dasain itu, mereka realisasikan menjadi nyata. Semuanya dikerjakan di sekolah, tentunya dengan pendampingan orang tua,” katanya.
Dia menambahkan, partisipasi orang tua menjadi salah satu aspek penting dalam mendampingi anak-anak.
Hal ini memperkuat hubungan antara sekolah, anak dan orang tua. Adapun tujuan kegiatan ini, agar anak-anakn bisa berpikir kritis, lebih aktif dalam berkomunikasi dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.