Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Sarankan Hati Ayam Masuk Menu Program Makan Bergizi Gratis untuk Cegah Anemia, Ini Manfaatnya

Disebutkan bahwa perbaikan HB lebih cepat terjadi karena makan hati ayam ketimbang suplemen.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ahli Sarankan Hati Ayam Masuk Menu Program Makan Bergizi Gratis untuk Cegah Anemia, Ini Manfaatnya
meydisagita.com
Sambal goreng hati ayam 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Pangan dan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Widjaja Lukito menyarankan menu hati ayam dan buah jeruk dimasukkan dalam menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah atau mengatasi anemia.

Ia mengatakan, peningkatan status zat besi pada anak memiliki dampak yang baik untuk fungsi kognitif, ingatan dan perhatian anak saat sekolah.

“Perbaikan HB lebih cepat makan hati ayam daripada suplemen. Saya menyarankan MBG ini ada hati ayam. Mindset sekarang ini terlalu kebarat-baratan, negara maju tidak makan jeroan tapi jangan salah beberapa jeroan itu penting. Hati ayam satu hari dua biji itu memperbaiki anemia lebih dahsyat daripada  pil besi,” kata dia saat ditemui di Indofood Tower, Jakarta, Senin (25/11/2024).

Widjaja Lukito 1-26112024
Dosen Pangan dan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Widjaja Lukito.

Widjaja memaparkan, dalam hati ayam mengandung heme, atau zat besi yang mudah diserap oleh tubuh.

Ketika anak Sekolah Dasar (SD) mengalami defisiensi besi dalam sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anak akan susah fokus.

“Akan lebih cepat lagi diserap jika makan hati ayam lalu konsumsi sumber vitamin C seperti jeruk,” kata dr Widjaja.

Berita Rekomendasi

Selain mengalami peningkatan berat badan (BB), program MGB ini diharapkan juga menjangkau hasil klinis, seperti lebih perhatian pada pelajaran, ketidakhadiran di sekolah lebih rendah serta perhatian saat belajar menjadi lebih bagus.

Mengutip dari Kementerian Kesehatan, anemia menjadi salah satu masalah kesehatan yang bisa dialami oleh balita, remaja, ibu hamil bahkan usia lanjut. 

Jika dilihat dari hasil Riskesdas pada tahun 2018, tercatat sebesar 26,8 persen anak usia 5-14 tahun menderita anemia dan 32% pada usia 15-24 tahun.

Itu artinya 3 dari 10 orang menderita anemia.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas