Respons Istana soal Gus Miftah Minta Maaf usai Olok-olok Penjual Es Teh: Berjiwa Besar
Istana menganggap Gus Miftah sudah berjiwa besar dengan meminta maaf kepada Sunhaji setelah mengolok-oloknya. Istana tegas peristiwa ini jadi evaluasi
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pihak Istana menanggapi viralnya pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es teh asal Magelang, Jawa Tengah bernama Sunhaji dan berujung meminta maaf.
Juru bicara (jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komarudin memuji Gus Miftah yang akhirnya meminta maaf kepada Sunhaji setelah mengoloknya.
Ujang mengatakan apa yang dilakukan Gus Miftah menjadi wujud yang bersangkutan berjiwa besar.
"Pertama, Gus Miftah sudah meminta maaf kepada korban dan masyarakat. Ini kan sebuah keinginan yang tulus bahwa yang bersangkutan berjiwa besar mengakui kesalahan dan kekeliruan yang bisa saja tidak disengaja," katanya dikutip dari YouTube Liputan6, Rabu (4/12/2024).
Berkaca dari peristiwa ini, Ujang mengungkapkan bahwa Sekretaris Kabinet (Seskab), Mayor Teddy Indra Wijaya sudah mewanti-wanti kepada para pejabat agar berhati-hati dalam berucap dan bertindak.
Di sisi lain, dia mengatakan peristiwa yang dialami Gus Miftah ini bisa menjadi evaluasi bagi seluruh pejabat negara agar selalu berhati-hati dalam berucap di depan publik.
"Pembicaraannya haruslah sesuai dengan koridor-koridor yang sudah ditentukan. Jadinya, harus ada norma-norma yang harus diikuti ketika sudah menjadi pejabat negara," jelasnya.
"Masalah ini harus kita kelola dengan baik, harus kita jaga, sehingga betul-betul masyarakat harus tetap nyaman, aman, dan hidup seperti biasa saja," sambung Ujang.
Ujang juga menjelaskan peran yang sedang dilakukan Gus Miftah dalam kegiatan ceramah tersebut.
Baca juga: Ungkapan Hati Penjual Es Teh yang Viral Dihina Gus Miftah: Niat Cari Nafkah Malah Digitukan
Dia menilai Gus Miftah tengah sebagai pendakwah alih-alih tengah menjadi seorang Utusan Khusus Presiden.
Pasalnya, acara tersebut diduga digelar di sebuah pondok pesantren (ponpes).
"Tetapi kalau kita lihat, persoalannya Gus Miftah, ceramahnya itu kan di pesantren, di tengah masyarakat."
"Ya, kelihatannya posisinya, pakaiannya juga, di panggung, posisi ceramahnya dan audiensnya, itu saya meyakini yang bersangkutan berposisi sebagai ulama yang sedang memberikan ceramah," jelas Ujang.
Sebelumnya, video yang merekam momen Gus Miftah menghina pedagang es teh saat dirinya berdakwah dalam tabligh akbar di Magelang, viral di media sosial.