Mahasiswa Berdaya: Soft Skill dan Kepemimpinan
Soft skills, yang seringkali dianggap sepele, ternyata menjadi pembeda utama dalam era ketatnya persaingan masuk dunia kerja.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Garudea Prabawati
"Saya masih menjumpai para mahasiswa dari kelompok usia ini yang tetap memiliki daya juang tinggi," ungkapnya.
"Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa resiliensi, daya tahan, dan sikap lembek itu juga ada di kalangan generasi yang sekarang ini," imbuhnya.
Doni mengungkapkan sejumlah faktor yang bisa saja menjadi penyebab sikap Gen Z yang dinilai memiliki kekurangan.
Terutama, banyak Gen Z yang dimanjakan oleh orang tua.
"Mungkin ya karena mereka itu hidup di dalam keluarga yang sejahtera, generasi anak-anak sekarang ini kan dididik oleh generasi milenial yang orang tuanya bekerja keras untuk mendidik generasi milenial agar sukses."
"Dan ketika generasi milenial ini sukses, mereka tidak ingin anak-anaknya itu hidup sengsara seperti mereka," ungkap Doni.
"Sehingga terjadilah apa yang disebut dengan strawberry generation, anak yang lembek, kurang daya juang, tetapi ini tidak dapat dipukul rata, karena memang tergantung dari pola asuh dan pendidikan orang tua," imbuhnya.
Peran Tanoto Foundation
Dari sisi lain, lembaga filantropi Tanoto Foundation turut andil dalam mempersiapkan mahasiswa berdaya melalui pengembangan soft skills dan kemampuan kepemimpinan sebagai bekal masuk dunia kerja.
Head of Leadership Development and Scholarship (LDS) Tanoto Foundation, Michael Susanto, mengungkapkan kepada Tribunnews langkahnya yakni melalui beasiswa, pelatihan, program magang, dan pengembangan kewirausahaan.
Tanoto Foundation memberikan berbagai kesempatan yang dapat memperkaya pengalaman dan keterampilan para generasi muda.
Dengan pendekatan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan keterampilan praktis, Michael menyebut, Tanoto Foundation membantu menciptakan generasi Z yang siap menghadapi tantangan dan meraih sukses di dunia kerja.
Program Tanoto Foundation salah satunya berfokus pada pendidikan tinggi, dan dalam hal ini bermitra dengan 10 universitas di Indonesia.
10 universitas mitra tersebut yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Mulawarman (Unmul), Universitas Riau (Unri), dan Universitas Sumatera Utara (USU).
"Kami mulai program beasiswa itu sejak 2006. Kemudian pada tahun 2017 yang menyadari bahwa survei dari Kemendikbudristek pada waktu itu melihat bahwa lulusan perguruan tinggi itu tidak mendapat pekerjaan secara cepat dan tidak cepat dipromosikan menjadi manajer, tidak menjadi pemimpin sebuah perusahaan," ungkap Michael.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.