Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tantangan Pemanfaatan Sumber Daya Hayati di Indonesia, Mulai Perubahan Tata Guna Lahan hingga Iklim

Riki Frindos mengatakan, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati kini menghadapi tantangan besar,

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Tantangan Pemanfaatan Sumber Daya Hayati di Indonesia, Mulai Perubahan Tata Guna Lahan hingga Iklim
HandOut/IST
Direktur Eksekutif Yayasan Kehati  Riki Frindos (kanan) dan Amanda Katili Niode Ketua Dewan Juri Kehati Award 2024 (tengah) saat konferensi pers   pengumuman peraih Kehati Award 2024 di Jakarta belum lama ini 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dan masuk salah satu dari 17 ‘Negara Megadiversitas’ dunia yang secara total memiliki 70 persen keanekaragaman hayati dunia.

Bahkan World Economic Forum (WEF) mencatat, keanekaragaman hayati di Indonesia tertinggi nomor dua di dunia setelah Brazil.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati Riki Frindos mengatakan, sayangnya upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati kini menghadapi tantangan besar, mulai dari perubahan tata guna lahan dan laut, kurangnya pemanfaatan yang berkelanjutan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim.

"Padahal, keanekaragaman hayati berperan penting menciptakan keseimbangan ekosistem, melestarikan ragam budaya, mendukung pertumbuhan ekonomi, sumber penghidupan masyarakat adat, serta menyediakan jasa lingkungan yang dapat dinikmati masyarakat luas," kata Riki Frindos di sela-sela pengumuman peraih Kehati Award 2024 di Jakarta belum lama ini.

Menghadapi tantangan ini, kata dia perlu solusi berbasis alam melalui pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkeadilan.

Salah satu arahan strategis adalah mendorong upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan inovatif, guna menjawab masalah triple planetary crisis, menguatkan kapasitas masyarakat, serta membuka akses dan pembagian manfaat keanekaragaman hayati yang adil dan inklusif. 

Berita Rekomendasi

"Apalagi di tahun 2045, Indonesia diperkirakan menjadi negara industri dan menjadi kekuatan ekonomi keempat di dunia," katanya.

Oleh karena itu, Indonesia harus mengakar pada kekayaan sumber daya keanekaragaman hayati dan keragaman kebudayaan.

“Keanekaragaman hayati tak terbatas pada upaya konservasi, tapi bisa menjelma menjadi sumber-sumber inspirasi, pengetahuan, paradigma berpikir," katanya.

Terkait dengan penilaian penghargaan ini, Amanda Katili Niode Ketua Dewan Juri Kehati Award 2024 mengatakan beberapa kriteria yang menjadi penilaian ialah besarnya manfaat dan dampak positif terhadap keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup dan dampak positif kepada masyarakat, baik di sekitar lokasi maupun masyarakat umum.

"Kriteria lain yakni keberlanjutan kegiatan, apakah hanya sesaat atau jangka panjang, serta besarnya upaya dan pengorbanan yang dicurahkan di luar tugas dan kewajiban seseorang atau kelompok/organisasi," katanya.

Baca juga: Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Tingkatan, dan Persebaran

Berikut daftar Peraih Penghargaan KEHATI Award 2024 : 

1.  Kategori Forestry : Kelompok Pelestari Hutan Pesanguan judul program Giat Konservasi Lokal Untuk Lestarikan Alam Bukit Barisan Selatan, lokasi  Tanggamus, Lampung

2. Kategori Marine : Natural Aceh dengan judul program: Budidaya Tiram Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Bahan Daur Ulang di Alue Naga Pasca-Tsunami, lokasi Desa Alue Naga, Banda Aceh

3. Kategori Agriculture :  Gestianus Sino dengan program: Pertanian Organik Terintegrasi di Lahan Gersang Kupang: Menuju Kemandirian Pangan dan Kelestarian Lingkungan, lokasi Kupang, Nusa Tenggara Timur

4. Kategori Climate Change : Komunitas Banyu Bening dengan program Pengelolaan dan Pemanfaatan air Hujan sebagai Sumber Air Bersih (Air Minum) Saat Ini dan Kedepan di Sleman, D.I Yogyakarta

5. Kategori Waste and Pollution :  Yogi Tujuliarto dengan judul program:  Karya Liputan Jurnalistik (News & Dokumenter) IN-DEPTH Reporting tentang Waste & Pollution untuk Membangun Kesadaran Masyarakat dan Mendorong Solusi dari Pemangku Kebijakan. Bertema Utama  Belenggu Sampah Impor di Indonesia dan Asia Tenggara (Negara Berkembang) berlokasi di Senen, DKI Jakarta

Riki Frindos menambahkan, penghargaan tertinggi di bidang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di tanah air ini digelar untuk mengapresiasi upaya yang dilakukan para individu dan kelompok yang telah melakukan penyelamatan dan berusaha keras mengurangi kerusakan alam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas