Irjen Pol. Drs. H. Lotharia Latif, S.H., M.Hum.
Irjen Pol. Lotharia Latif adalah jenderal bintang 2 asal Bangka Belitung yang menjabat sebagai
Penulis: Rakli Almughni
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Inspektur Jenderal Polisi Doktorandus Haji atau Irjen Pol. Drs. H. Lotharia Latif, S.H., M.Hum. adalah seorang perwira tinggi (Pati) di dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri.
Sejak 9 Agustus 2024, Irjen Lotharia Latif ditugaskan di luar struktur keorganisasian Polri.
Tidak bertugas di Polri, Lotharia Latif diamanahkan untuk menjalankan tugasnya di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Di KKP, Lotharia Latif diamanahkan untuk mengemban jabatan sebagai Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP.
Sebelum itu, Lotharia Latif sempat terlebih dahulu menduduki posisi jabatan sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku.
Jenderal yang akrap disapa Latif ini tercatat aktif menjabat sebagai Kapolda Maluku pada tahun 2021 hingga 2023.
Latif sendiri berpengalaman sebagai Polisi Perairan atau Polair, bagian dari Polri yang bertugas di wilayah perairan.
Baca juga: Irjen Pol. Dr. Drs. Aan Suhanan, M.Si.
Sebagai prajurit Polair, Latif memiliki tugas di antaranya menjaga keamanan dan ketertiban di perairan, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat Patroli, tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) di perairan, dan search and Rescue (SAR) di wilayah perairan.
Oleh karena itu, Lotharia Latif dinilai layak mengemban tugas di Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Kehidupan pribadi dan pendidikan
Irjen Lotharia Latif lahir di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, pada 19 Juni 1967.
Ia memiliki istri yang bernama Hj. Eviyanti Nurhayati, S.H. dan menganut agama Islam.
Lotharia Latif adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988.
Di Akpol, Lotharia satu angkatan dengan mantan Kadivhubinter Polri Irjen Pol. (Purn.) Drs. H. Napoleon Bonaparte, M.Si.
Sederet pendidikan kepolisian yang pernah ditempuhnya antara lain adalah PTIK (1996), SESPIM (2002), SESPIMTI (2013), dan LEMHANNAS (2017).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.