Natal Nasional 2024 Ajak Umat Jadi Agen Perdamaian dan Harapan
Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2024, Thomas Djiwandono, menyerukan pentingnya semangat perdamaian dan pengharapan dalam perayaan Natal tahun ini.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2024, Thomas Djiwandono, menyerukan pentingnya semangat perdamaian dan pengharapan dalam perayaan Natal tahun ini.
Hal ini seiring dengan Tema Natal Nasional 2024, yakni "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem", tempat kelahiran Yesus sebagai simbol perdamaian dan pengharapan.
Thomas Djiwandono mengatakan, tema ini sesuai dengan keadaan dunia saat ini yang masih ditandai oleh konflik, kerusakan lingkungan hidup, dan berbagai permasalahan sosial.
"Sebagai manusia, kita diundang untuk memberi pengharapan dan menjadi agen perdamaian kepada siapa saja tanpa memandang status dan golongan, kapanpun dan di mana pun kita berada," kata Thomas Djiwandono dalam Seminar Natal Nasional 2024 di Auditorium Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Wakil Menteri Keuangan ini menekankan pentingnya keberanian untuk mendekati mereka yang lemah dan tersisihkan, mendengarkan keluh kesah mereka, serta berdialog demi menemukan solusi bersama.
"Saya pikir pelajaran ini bukan hanya ada dalam ajaran kristiani, ajaran luhur yang sama saya yakin dapat ditemukan juga di ajaran agama apapun," ujar Thomas Djiwandono.
Thomas menjelaskan, seminar bertajuk "Gereja Berjalan Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis, dan Ekologis" juga menyoroti peran sinergis antara gereja dan pemerintah dalam menghadapi tantangan kemanusiaan dan lingkungan hidup.
"Melalui seminar ini, gereja dapat berinteraksi dengan negara untuk mewujudkan visi yang sama, yakni memajukan kesejahteraan bersama, mengentaskan permasalahan sosial yang masih terus ada, serta memupayakan pola interaksi antara manusia dan lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan," ungkapnya.
Baca juga: Natal dan Aspek Sosial
Sinergi ini, lanjutnya, diperlukan untuk menciptakan Indonesia yang lebih sejahtera dan beretika.
"Gereja tidak dapat berperan sendiri. Negara adalah satu institusi besar yang di banyak hal memiliki otoritas terbesar. Negara juga ditopang oleh sumber daya yang kuat. Gereja memerlukan negara untuk memberi wujud nyata pada segala ajaran dan seruannya. Di sisi lain, negara perlu mendengar suara gereja," tegas Thomas.
Thomas menambahkan, Natal 2024 menjadi momen refleksi bagi umat Kristiani untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan ekologis
"Melalui seminar ini, umat kristiani hendak berjalan bersama pemerintah dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan lingkungan hidup," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.