Tertarik untuk Investasi Aset Kripto, Berikut Proyeksi Bitcoin dkk di Tahun Depan
Meskipun kerap kali merosot secara signifikan, secara keseluruhan tahun harga berbagai jenis kripto mengalami penguatan.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aset kripto atau cryptocurrency mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2021.
Ini tereflesikan dari penguatan aset kripto yang mencapai kisaran 70 persen sejak awal tahun ini, dan membuat nilai keseluruhan aset digital itu mencapai 2 triliun dollar AS.
Berbagai sentimen, baik bersifat positif ataupun negatif, mewarnai pergerakan harga aset kripto sepanjang tahun ini.
Baca juga: Tahun Depan, Kripto dan Mobile Banking Diprediksi Jadi Target Utama Serangan Siber
Meskipun kerap kali merosot secara signifikan, secara keseluruhan tahun harga berbagai jenis kripto mengalami penguatan.
Bahkan harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin, tercatat beberapa kali memecahkan rekor tertingginya. Teranyar, pada November kemarin harga bitcoin sempat mencapai level tertingginya di kisaran 69.000 dollar AS per keping.
Baca juga: Mau Investasi Kripto, Solana Layak Dipertimbangkan di 2022, Catat Juga Risikonya
Pertanyaannya, setelah catatkan kinerja yang cemerlang pada tahun ini, bagaimana prospek aset kripto pada tahun 2022?
Setelah membukukan kinerja positif selama hampir 2 tahun terakhir, berbagai pakar mewanti-wanti investor terkait potensi tren penurunan pada tahun depan. Hal ini selaras dengan mulai diperketatnya regulasi aset kripto di berbagai negara serta fluktuasi harga yang sangat tinggi.
Bitcoin misalnya, setelah sempat capai level tertinggi di evel 69.000 dollar AS, kini aset digital itu diperdagangkan di level 50.000 dollar AS per keping, atau telah terkoreksi 30 persen dari capaian tertingginya.
Dilansir dari CNBC, Kamis (23/12/2021), Professor of Finance Sussex University Carol Alexander memprediksi, bitcoin masih akan melanjutkan pelemahan sekitar 10.000 dollar AS pada tahun 2022.
"Jika saya investor, saya akan mempertimbangkan untuk keluar dari bitcoin secepatnya. Sebab, harga aset digital itu berpotensi anjlok tahun depan," ujar dia, dikutip Kamis.
Lebih lanjut, ia mengingatkan kepada investor terkait potensi terjadinya pengulangan sejarah. Di mana pada penghujung 2018 harga bitcoin anjlok di level 3.000 dollar AS per keping, padahal beberapa bulan sebelumnya sempat mencapai level 20.000 dollar AS per keping.
Pandangan tersebut sebenarnya sering kali dibantah oleh investor atau pendukung kripto. Mereka menilai, saat ini aset kripto memiliki fundamental yang lebih baik, sehingga hal tersebut tidak mungkin kembali terjadi.
Chief Equity Strategist Union Bank Todd Lowenstein mengatakan, narasi tersebut tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya penurunan harga signifikan atau biasa disebut dengan bubble aset kripto.
Selain fundamental yang belum cukup kuat, sejumlah sentimen diproyeksi membuat harga kripto berada dalam tren penurunan tahun depan. Rencana bank sentral AS, The Federal Reserve, yang akan mulai menaikan kembali suku bunga acuannya pada tahun depan diprediksi membuat investor beralih dari kripto.
Baca juga: Aksi Jual Imbas Larangan Perdagangan Kripto di China Mereda, Harga Bitcoin ke Level 49.000 Dolar AS
Namun, tidak semua pakar yakin, tren penguatan aset kripto berakhir pada tahun depan. Ini terlihat dari sinyal positif The Fed yang telah diumumkan sejak beberapa waktu terakhir, tetapi harga bitcoin dkk terpantau masih tinggi.
"Sentimen paling besar, seperti tapering The Fed telah ditentukan beberapa waktu lalu, dan harga kripto sudah merespon hal itu," ujar Analis pasar kripto, Yuya Hasegawa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minat Investasi Aset Kripto? Simak Dulu Proyeksi Bitcoin dkk pada 2022"