Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aset Kripto Jeblok di Awal 2022, Investor Pindah ke Aset yang Lebih Aman

Kinerja aset kripto berkapitalisasi besar rontok dan berada di zona merah semua pada periode tersebut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Aset Kripto Jeblok di Awal 2022, Investor Pindah ke Aset yang Lebih Aman
AFP/STHANLY ESTRADA
Seorang wanita menunjukkan gantungan kunci selama konferensi Latin Bitcoin (LABITCONF) di San Salvador, pada 18 November 2021. (Photo by Sthanly ESTRADA / AFP) 

Kini, setiap ada perubahan kebijakan makro maupun di pasar modal, maka akan turut berpengaruh ke pasar kripto.

Hal ini lantaran setiap arus dana yang masuk investasi ke aset kripto kini juga berasal dari modal ventura.

Baca juga: Bukan Bitcoin dan Shiba Inu, 5 Mata Uang Kripto Ini Diprediksi Bersinar di 2022

Terkait pergerakan aset kripto ke depan, Vinsensius menyebut prospeknya bisa dilihat dari sisi teknikal Bitcoin yang merupakan aset kripto yang mendominasi pasar.

Ia menjelaskan, dari time frame harian, garis RSI sebenarnya sudah mencapai titik oversold, yakni di bawah plot 30, tepatnya level 19,8 pada 22 Januari lalu.

Level ini dicapai ketika harga Bitcoin saat itu menyentuh US$ 33.000 per BTC.

Dia bilang, indikator tersebut menandakan jenuh jual sudah terjadi dan memberikan sinyal dimulainya akumulasi. Kendati begitu, sejauh ini garis RSI tersebut belum bertahan di atas plot 40 dan 50.

“Sehingga dapat disimpulkan, belum ada tanda-tanda penguatan signifikan. Lagipula harga masih berada di bawah garis MA200.

Berita Rekomendasi

Padahal, untuk memastikan bull run, harga harus ada di atas MA200 dan garis RSI tadi harus bertahan di atas plot 40 dan 50,” imbuhnya.

Namun, di satu sisi, investor juga harus mengantisipasi ketika garis RSI di skala mingguan yang mungkin mencoba lagi menerobos plot 30.

Vinsensius menyebut bahwa hal tersebut merupakan salah satu penanda terjadinya lagi tekanan pada Bitcoin yang bisa berdampak pada aset kripto lain.

Sementara ke depan, menurutnya faktor yang bisa mengangkat harga aset kripto adalah fokus kepada nilai use case (konteks guna dan manfaat).

Pengembangan seperti DeFi, NFT, metaverse, hingga stablecoin lewat Lightning Network yang melibatkan Blockchain Bitcoin.

Di satu sisi, tantangan dari beragam kasus peretasan di proyek kripto juga bisa jadi sentimen negatif.

“Jika berkaca dari data analitik Bitcoin yang sudah disebutkan, investor bisa melakukan akumulasi.

Kendati begitu, investor harus tetap siap karena di pertengahan jalan akan ada tekanan lagi, namun sifatnya lebih sesaat,” tutup Vinsensius. (Hikma Dirgantara)

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas