Tidak Aman, Perusahaan Pertukaran Mata Uang Kripto Kraken Tutup Kantor Pusat di San Francisco
Salah satu pertukaran mata uang kripto, Kraken mengabarkan akan menutup kantor pusatnya yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO - Salah satu pertukaran mata uang kripto, Kraken mengabarkan akan menutup kantor pusatnya yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat.
CEO Kraken, Jesse Powell me-retweet sebuah pengumuman yang menyatakan Kraken akan menutup kantor pusatnya yang berada di 548 Market Street, di pusat San Francisco.
Dalam tweet awal yang diposting oleh komentator publik, Richie Greenberg, menyatakan penutupan kantor pusat bursa ini karena adanya ketidakamanan di San Francisco.
Baca juga: Sudah Dikenakan Pajak, Pemain Kripto Kini Mulai Waswas
“Kami menutup kantor pusat global Kraken di Market Street di San Francisco setelah banyak karyawan diserang, dilecehkan, dan dirampok dalam perjalanan ke dan dari kantor," tulis Greenberg.
Sebuah iklan di California bahkan menyatakan wilayah San Francisco tidak aman dan adanya kejahatan-kejahatan yang tidak dilaporkan terjadi di wilayah ini.
Pertukaran mata uang kripto lain, Coinbase juga berencana menutup kantor pusatnya yang terletak di San Francisco pada tahun ini. Namun Coinbase tidak menyebutkan adanya kejahatan terkait dengan keputusan ini.
Pengguna platform media sosial Twitter dengan cepat menanggapi kabar penutupan kantor pusat Kraken, dengan berbagi pengalaman mereka selama bekerja di San Francisco.
“Saya bekerja di Market St selama beberapa bulan, ini gila, ternyata skid row setelah jam 6 sore. Saya dari Eropa dan tidak pernah melihat yang seperti itu. Masih memiliki kilas balik dari hal-hal yang saya saksikan. Hanya mencoba untuk berpaling dan tidak ditusuk. Ingat berjalan dalam bau sigung dan kencing,” tulis salah satu pengguna Twitter @mark*****
Melihat adanya perkembangan situasi yang tidak menyenangkan di San Francicso, sehingga muncul aplikasi untuk melacak adanya kotoran manusia di kota tersebut. Aplikasi bernama “Snap Crap”, yang menjadi populer akhir-akhir ini di kalangan warga San Francisco, membantu orang-orang untuk menghindari kotoran manusia yang ada di San Francisco.
Baca juga: Soroti Pajak Aset Kripto, Analis: Apakah Kelak Pungutan Pajak Kripto Bisa Berjalan Transparan?
Berdasarkan keterangan dari beberapa pengguna Twitter dan Reddit, mengatakan melonjaknya harga sewa tampat tinggal di San Francisco membuat jumlah tunawisma meningkat, begitu juga dengan tingkat kejahatan yang semakin merajalela.
Sewa rata-rata tempat tinggal di San Francisco rata-rata sekitar 3 ribu dolar per bulannya. Sedangkan menurut surat kabar San Francisco Chronicle memperkirakan ada lebih dari 18.000 tunawisma di kota ini.