Serangan Ransomware Meningkat Hingga 500 Persen, Pengguna Monero Pun Ikut Naik
Setidaknya 22 jenis ransomware, hanya mau menerima pembayaran dalam XMR, dan tujuh di antaranya menerima pembayaran dalam bentuk BTC dan XMR
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Di tengah massifnya ransomware yang meningkat, perusahaan analitik blockchain CipherTrace menyoroti peran yang dimainkan oleh cryptocurrency dengan teknologi peningkat privasi, seperti Monero (XMR).
Karena banyak kelompok kriminal menginginkan pembayaran tebusan dibayarkan dalam XMR.
Melansir dari cointelegraph.com, ChiperTrace mengungkapkan adanya peningkatan hampir 500 persen dalam serangan ransomware 'pemerasan ganda', dari tahun 2020 hingga tahun 2021.
Baca juga: Kelompok Ransomware Conti Mengalami Kebocoran Data, Operasi Bisnis hingga Kepemimpinan Tersebar
Serangan 'pemerasan ganda' merupakan serangan dunia maya yang mencuri data-data korbannya selain mengenkripsinya.
Laporan yang dikeluarkan oleh ChiperTrace, serupa dengan apa yang diungkapkan perusahaan analitik lainnya yaitu Chainalysis, yang melaporkan pembayaran kripto ransomware keseluruhan mencapai 600 juta dolar, untuk periode tersebut.
Penelitian baru menemukan pada tahun lalu terjadi peningkatan permintaan untuk pembayaran tebusan di Monero (XMR), dengan penyerang menambahkan premi untuk pembayaran yang dilakukan dalam Bitcoin (BTC), mulai dari 10 persen hingga 20 persen.
Setidaknya 22 jenis ransomware, hanya mau menerima pembayaran dalam XMR, dan tujuh di antaranya menerima pembayaran dalam bentuk BTC dan XMR.
Baca juga: Terdakwa Serangan Ransomware Asal Ukraina Diekstradisi ke Amerika Serikat
Laporan tersebut mengutip, kelompok ransomware berbahasa Rusia bernama Everest Group, yang mengklaim telah meretas Pemerintah Amerika Serikat pada Oktober tahun lalu.
Menurut CipherTrace, saat ini Everest Ransomware mencoba menjual data senilai 500 ribu dolar AS dalam XMR. Pada awal 2020, Grup ransomware REvil juga beralih, dari menuntut pembayaran uang tebusan dari BTC menjadi XMR.
Monero merupakan cryptocurrency yang menggunakan teknologi peningkat privasi, dengan menggunakan tanda tangan cincin, bukti tanpa informasi, dan alamat tersembunyi untuk mengaburkan detail transaksi. Inilah sebabnya, mengapa aset ini menjadi pilihan utama bagi mereka yang menuntut uang tebusan.
Baca juga: Peneliti Sebut Ransomware Digunakan Sebagai Umpan Pengalih Perhatian Dalam Serangan ke Ukraina
Karena alasan itu, Monero dan cryptocurrency lainnya yang menggunakan teknologi peningkat privasi seperti Dash ( DASH ) dan Zcash ( ZEC ), telah dihapus dari daftar oleh beberapa bursa di negara-negara seperti Inggris dan Jepang.
Blockchain Monero dilaporkan akan melakukan hard fork pada bulan Juli untuk lebih meningkatkan sifat anonimitas dan privasinya. Hard fork merupakan perubahan besar pada aset kripto yang bersangkutan, yang mengubah protokol aset kripto dan membuat versi protokol lama menjadi tidak valid.