Sahamnya di Pasar Global Terus Terperosok, Coinbase Tepis Rumor Bangkrut
Penurunan saham pada platform pertukaran mata uang kripto Coinbase, membuat sejumlah pihak berspekulasi bahwa perusahaan mengalami kebangrut
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Penurunan saham yang terjadi pada platform pertukaran mata uang kripto asal Amerika Serikat Coinbase, membuat sejumlah pihak berspekulasi bahwa perusahaan ini kini tengah mengalami kebangrutan.
Beredarnya rumor tersebut lantas menarik perhatian sejumlah pihak termasuk CEO dari Coinbase Brian Amstrong, melalui cuitan diakun Twitternya Amstrong menepis adanya kabar burung tersebut.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa kondisi perusahaannya masih aman baik dari sisi operasional dan dana.
Baca juga: Volume Perdagangan Coinbase Mengalami Penurunan saat Crypto Winter Dimulai
"Kami tidak memiliki risiko kebangkrutan," tulis Armstrong di Twitter.
Dilansir dari Reuters, munculnya berita terkait bangkrutnya Coinbase dimulai ketika perusahaan kripto ini diketahui tengah mengajukan sebuah berkas laporan pada Komisi Sekuritas dan Pertukaran (SEC) AS.
Amstrong menjelaskan bahwa isi dari berkas laporan tersebut hanyalah pemenuhan persyaratan pada SEC.
Selain adanya isu terkait laporan SEC tersebut, cuitan Amstrong pada akun Twitternya juga makin menguatkan spekulasi investor.
“Jika terjadi kebangkrutan, aset crypto yang disimpan pada Coinbase dapat dianggap sebagai aset perusahaan dalam pendapatan kebangkrutan, dan pengguna dapat dianggap sebagai kreditur tanpa jaminan. Kreditur tersebut akan dibayar terakhir jika terjadi kebangkrutan dan akan menjadi terakhir yang dibayar jika masih ada uang,” jelas cuitan Amstrong.
Cuitan inilah yang makin memperjelas beredarnya rumor tersebut. Meski perusahaan dengan tegas menepis beredarnya simpang siur tersebut.
Baca juga: Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin hingga Ethereum Jatuh
Namun beredarnya informasi terkait penggunaan dana nasabah untuk menutupi kebangrutan perusahaan, telah membuat sejumlah investor marah dan kecewa karena merasa tidak adil dengan sikap Coinbase.
Bahkan pernyataan ini telah membuat para investor melakukan penarikan masal aset kripto pada layanan Coinbase.
Mengantisipasi makin meluasnya kepanikan pada para investor, Amstrong akhirnya meminta maaf pada publik terkait kondisi ini.
Pihaknya juga memastikan bahwa Coinbase akan terus mengembangkan kualitas keamanannya terutama dari sisi pengamanan dana demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengunannya.
Sebagai informasi sahamnya Coinbase pada perdagangan global selama beberapa bulan terakhir terus mengalami kemunduran hingga mencapai 27 persen pada kuartal pertama 2022.
Penurunan saham terjadi imbas dari lesunya volume transaksi pada pengguna serta bearish pada seluruh mata uang crypto.