Analis: Dua Investor Kripto Shrimps dan Whales Berperan Membuat Harga Bitcoin Tetap Bertahan
Investor kripto 'Shrimps' dan 'Whales' telah berperan dalam menghalau crypto winter yang suram bagi mata uang kripto Bitcoin (BTC).
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Investor kripto 'Shrimps' dan 'Whales' telah berperan dalam menghalau crypto winter yang suram bagi mata uang kripto Bitcoin (BTC).
Kedua investor ini sama-sama disebut HOLDers atau investor bitcoin yang menolak untuk menjual kepemilikan kripto mereka, dan bertekad mendorong kembali nilai BTC agar bangkit dari penurunan, meskipun portofolio mereka berada di dalam zona merah.
Menurut analisis dari perusahaan data Glassnode mengungkapkan Shrimps, investor kripto yang memegang kurang dari 1 BTC, secara kolektif telah menambah saldo mereka sebanyak 60.460 Bitcoin per bulan, menjadi tindakan paling agresif dalam sejarah.
Baca juga: Imbas Bear Market, Harga Perangkat Keras Penambang Bitcoin Diprediksi Terjun Bebas
Sementara Whales, yang memiliki lebih dari 1.000 bitcoin, menambahkan 140.000 bitcoin per bulan dan menjadi rekor tertinggi sejak Januari 2021.
"Pasar mendekati rezim yang dipimpin HODLer," kata Glassnode dalam sebuah catatan, yang dikutip dari Reuters.
Glassnode menambahkan setelah bitcoin melewati perdagangan di bulan Juni, yang menjadi bulan terburuk kinerja mata uang kripto ini, penurunan tampaknya sedikit mereda karena permintaan transaksi mulai naik.
Dalam empat minggu terakhir, nilai bitcoin berkisar antara 19 ribu dolar AS hingga 21 ribu dolar AS, atau sepertiga dari rekor tertingginya pada 2021 lalu yaitu 69 ribu dolar AS.
Saat bear market kripto memasuki bulan kedelapan, portofolio kripto milik desainer grafis yang menggunakan identitas online, Neo turun 70 persen. Namun Neo mengatakan dia tidak berniat menjual aset kriptonya dan menunggu kemungkinan rebound di tahun-tahun mendatang.
"Ada pepatah di pasar kripto - tangan berlian. Anda tidak benar-benar kehilangan uang, jika Anda tidak menariknya. Mungkin suatu hari nanti akan muncul kembali," kata Neo yang bekerja di perusahaan fintech.
Berdasarkan hasil survei yang diadakan perusahaan jasa keuangan eToro, menunjukkan sekitar 55 persen investor ritel kripto yang berbasis di Amerika Serikat menahan investasi mereka sebagai tanggapan terhadap aksi jual yang terjadi baru-baru ini. Sementara sekitar 16 persen investor global telah meningkatkan eksposur kripto mereka di bulan Juni.
"Kripto adalah kelas aset yang secara tidak proporsional dipegang oleh investor muda yang lebih toleran terhadap risiko karena mereka memiliki, katakanlah, 30 tahun lagi untuk mendapatkan semuanya kembali," kata ahli strategi pasar global eToro, Ben Laidler.
Baca juga: Bitcoin Anjlok di Kisaran 19.000 Dolar AS, Bearish Diprediksi Berlanjut Hingga Sentuh Level Terendah
Penambang Bitcoin menderita
Penambang Bitcoin, yang juga masuk ke dalam golongan HODLers, berada di bawah tekanan karena mereka menghadapi pukulan ganda dari besarnya biaya penambangan dan bear market yang terjadi di pasar kripto.
Seorang analis di perusahaan jasa keuangan Citi, Joseph Ayoub mengungkapkan, untuk menambang BTC membutuhkan biaya yang lebih besar daripada aset kripto lainnya.