Pasar Kripto Menghijau Meski Ada Ancaman Resesi AS
Berdasarkan data cari Coinmarketcap, pada perdagangan hari ini pukul 14.40 WIB, harga Bitcoin (BTC) bertahan di level 23,882,87 ribu dolar AS
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Mayoritas mata uang kripto berada di zona hijau pada perdagangan hari ini, Sabtu (30/7/2022), di tengah Amerika Serikat (AS) yang memasuki resesi teknikal setelah membukukan pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
Berdasarkan data cari Coinmarketcap, pada perdagangan hari ini pukul 14.40 WIB, harga Bitcoin (BTC) bertahan di level 23,882,87 ribu dolar AS, setelah turun 0,28 persen dalam 24 jam terakhir. Namun koin ini naik 4,75 persen dari perdagangan minggu lalu.
Sementara Ethereum (ETH) melemah 0,21 persen menuju ke level 1,714,46 ribu dolar AS, naik 8,44 persen dalam tujuh hari terakhir.
Baca juga: Jangan Terkecoh Bullish Bitcoin, IMF Peringatkan Potensi Kegagalan Kripto Lanjutan
Harga Tether (USDT) bertahan di 1 dolar AS, naik 0,01 persen dari 24 jam terakhir. Sementara USD Coin (USDC) turun 0,01 persen dalam 24 jam terakhir menuju ke 0,9999 dolar AS.
Cryptocurrency selanjutnya, BNB (BNB) berada di level 290.23 dolar AS, melonjak 4,45 persen dari perdagangan hari sebelumnya. BNB berhasil naik 8,58 persen dari perdagangan pekan lalu.
Cryptocurrency yang dikembangkan Ripple Labs, XRP terkoreksi 0,67 persen menjadi 0,3695 dolar AS. Binance USD bertahan di 1 dolar AS, melonjak 0,17 persen dalam 24 jam terakhir.
Cardano (ADA) diperdagangkan di level 0.5207 dolar AS, setelah terkoreksi 1,33 persen dalam 24 jam terakhir.
Solana (SOL) menuju level 42.33 dolar AS, turun 1,63 persen. Sedangkan cryptocurrency favorit CEO Tesla Elon Musk, Dogecoin (DOGE) bertahan di 0.0696, turun 0,72 persen. Mata uang kripto Polkadot (DOT) melesat ke 8,45 dolar AS setelah naik 5,52 persen dalam 24 jam terakhir.
Keuntungan pasar kripto minggu ini dimulai saat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (27/7/2022), sebuah langkah yang biasanya dianggap merugikan bagi aset berisiko.
Baca juga: Masa Depannya Cerah Ini Lokasi Penambangan Kripto Paling Populer di Rusia
Fokus pelaku pasar beralih ke nada pernyataan The Fed dan Ketuanya, Jerome Powell yang dipandang kurang agresif dari sebelumnya. Dalam konferensi persnya, Powell memperingatkan peningkatan suku bunga besar lainnya kemungkinan akan terjadi di pertemuan selanjutnya.
“Peningkatan luar biasa besar lainnya dapat dilakukan pada pertemuan berikutnya,” ujar Powell.
Namun dia juga menambahkan, ketika suku bunga menjadi lebih tinggi, kemungkinan dapat menekan laju inflasi.
Selain itu sentimen bullish di antara para pedagang didorong oleh komentar dari Powell yang mengatakan suku bunga, yang berada di kisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen, dianggap "netral" oleh The Fed.
Pernyataan Powell telah membingungkan banyak orang termasuk investor terkenal Bill Ackman, pendiri dan CEO Pershing Square Capital Management.
"Tidak masuk akal untuk menyebut tingkat 2,25 persen hingga 2,5 % netral ketika inflasi adalah 9 %," tulis Ackman melalui akun Twitter-nya.
Baca juga: Jual Aset Kripto hingga 75 Persen, Tesla Mengaku Masih Punya Bitcoin Senilai 222 Juta Dolar AS
Sementara itu,kenaikan terbaru di pasar kripto datang karena angka Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua menunjukkan penurunan 0,9 persen, mengikuti penurunan sebesar 1,6 persen pada kuartal pertama.
Pertumbuhan ekonomi menuju ke zona negatif dalam dua kuartal berturut-turut dianggap sebagai definisi dari resesi. Namun Gedung Putih membantah AS berada dalam resesi, dengan menunjukkan indikator ekonomi lainnya seperti pasar tenaga kerja masih tetap kuat.