Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rugi Akibat Peretasan Kripto Sejak Januari Tembus 1,9 Miliar Dolar AS  

Lonjakan pencurian dana di protokol DeFi diprediksi tidak akan membaik dalam waktu dekat mengingat peretasan yang terjadi baru-baru ini. 

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rugi Akibat Peretasan Kripto Sejak Januari Tembus 1,9 Miliar Dolar AS  
dok. Robinhood
Perusahaan analisis blockchain Chainalysis menyatakan, kerugian akibat peretasan kripto melonjak 60 persen dalam tujuh bulan pertama di tahun ini menjadi 1,9 miliar dolar AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kerugian akibat peretasan kripto melonjak 60 persen dalam tujuh bulan pertama di tahun ini menjadi 1,9 miliar dolar AS.

Menurut perusahaan analisis blockchain Chainalysis, lonjakan tersebut didorong oleh meningkatnya kasus pencurian dana dari protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Sementara pada periode yang sama di tahun lalu, kerugian akibat peretasan kripto mencapai 1,2 miliar dolar AS.

Aplikasi DeFi merupakan platform keuangan yang memungkinkan penggunanya melakukan pinjaman dalam mata uang kripto di luar bank tradisional. Kebanyakan platform ini berjalan di jaringan blockchain Ethereum.

Chainalysis mencatat, lonjakan pencurian dana di protokol DeFi tidak akan membaik dalam waktu dekat mengingat peretasan yang terjadi baru-baru ini. 

Pada awal bulan ini startup kripto Nomad menjadi target peretasan dengan kerugian mencapai 190 juta dolar AS. Beberapa dompet Solana juga mengalami peretasan baru-baru ini, dengan total kerugian mencapai 5 juta dolar AS.

Berita Rekomendasi

"Protokol DeFi secara unik rentan terhadap peretasan, karena kode sumber terbuka mereka dapat dipelajari dan dibuat ulang oleh penjahat dunia maya yang mencari eksploitasi dan ada kemungkinan insentif protokol untuk mencapai pasar dan tumbuh dengan cepat menyebabkan penyimpangan dalam praktik terbaik keamanan," kata Chainalysis dalam postingan blog-nya, yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Chainalysis: Kerugian Investor Kripto Akibat Aksi Peretasan Melonjak Hingga 60 Persen

Perusahaan analisis blockchain asal Amerika Serikat ini menambahkan, sebagian besar dana yang dicuri dari protokol DeFi dapat dikaitkan dengan aksi peretas Korea Utara, terutama unit peretas elit seperti Lazarus Group.

Chainalysis memperkirakan sepanjang tahun ini, kelompok peretas yang berafiliasi dengan Korea Utara telah mencuri cryptocurrency sekitar 1 miliar dolar AS dari protokol DeFi.

Namun pendapatan dari penipuan kripto tercatat mengalami penurunan tajam yang sejalan dengan adanya penurunan harga aset digital.

Baca juga: Analis Kripto : Bitcoin Beri Sinyal Bearish Diramal Akan Jatuh di Bawah 10.000 Dolar AS

Total pendapatan penipuan kripto dari Januari hingga Juli mencapai 1,6 miliar dolar AS, turun 65 persen dari periode yang sama di tahun 2021 yaitu 4,46 miliar dolar AS.  

“Penipuan menurun terutama karena penurunan kripto, tetapi juga karena banyak penegakan hukum yang menang melawan scammer dan solusi produk yang dapat digunakan bursa untuk melawan penipuan,” kata direktur penelitian Chainalysis, Kim Grauer.

Sejak Januari tahun ini, Chainalysis mencatat penurunan penipuan kripto yang sejalan dengan penurunan harga Bitcoin.

Baca juga: Imbas Bear Pasar Kripto, Saham Coinbase Terkoreksi 6 Persen

Namun tidak hanya pendapatan dari penipuan kripto yang turun, jumlah kumulatif transfer individu ke scammer di tahun ini adalah yang terendah dalam empat tahun terakhir.

“Angka-angka itu menunjukkan ada lebih sedikit orang yang jatuh ke dalam penipuan cryptocurrency. Salah satu alasannya adalah karena harga aset turun, penipuan cryptocurrency – yang biasanya mengaku sebagai peluang investasi crypto pasif dengan menjanjikan keuntungan besar (menjadi) kurang menarik bagi calon korban penipuan.” ungkap Chainalysis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas