Naiknya Harga Ethereum Picu Krisis Likuiditas Pada Bursa NFT BendDAO
Lonjakan harga koin Ethereum di tengah penurunan harga kripto dan token digital selama beberapa bulan terakhir telah membuat pendapatan BendDAO ambles
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEWS YORK – Platform jual beli aset digital berbasis Non-Fungible Token (NFT) BendDAO, dilaporkan tengah mengalami krisis likuiditas usai harga koin Ethereum dalam perdagangan pasar kripto melonjak naik.
Lonjakan harga koin Ethereum di tengah penurunan harga kripto dan token digital selama beberapa bulan terakhir telah membuat pendapatan BendDAO ambles.
Ini terjadi setelah nilai Ethereum terhadap dolar AS meningkat. Tercatat selama dua bulan terakhir volume koin Ether menunjukkan penguatan dengan melonjak sebanyak 106 persen.
Baca juga: Saham Coinbase Ambles Terseret Penurunan Harga Bitcoin dan Ethereum Selama Pekan Ini
Peningkatan ini terjadi setelah Ether mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan perubahan sistem blockchain dari proof of work menjadi model yang disebut proof of stake, pada 15 September 2022 mendatang.
Perubahan merge ini dilakukan Ethereum agar jaringannya dapat berjalan lebih cepat dan lebih hemat energi. Melalui perubahan inilah, harga reli Ether jadi berlipat ganda hanya dalam waktu dua bulan.
Dengan alasan tersebut banyak investor di bursa DAO kepincut untuk menarik semua aset NFTnya kedalam bentuk mata uang Ether, agar dapat meraup keuntungan yang lebih dengan menjual NFT lebih mahal dari harga belinya.
Menurut pantauan Bloomberg dalam sepekan kemarin, jumlah NFT jenis Bored Ape Yacht Club yang ditukarkan ke dalam koin Ether melonjak 68 persen. Aksi jual inilah yang kemudian membuat cadangan uang yang dimiliki DAO anjlok sekitar 50 persen menjadi 41 juta dolar pada Minggu (21/8/2022).
Diperkirakan jumlah tersebut kian menyusut mengingat saat ini harga Ether yang diperdagangkan coinmarketcap pada Rabu (24/8/2022) naik 2,35 persen menjadi 1.627 dolar AS.
Munculnya tekan ini lantas membuat bursa NFT DAO nekat untuk mengajukan pinjaman ke sejumlah broker peminjam dana, namun masalah muncul ketika tidak ada deposan yang mau memberikan pinjaman pada BendDAO, karena deposan tersebut takut para investor DAO melakukan aksi penarikan aset NFT secara massal yang dapat memicu aksi bank run.
Baca juga: Saingi Bitcoin, Volume Ethereum Naik 100 Persen dari Titik Terendahnya
Sejumlah cara kini mulai dilakukan DAO untuk membangun kepercayaan investor dan deposan, salah satunya dengan menurunkan ambang likuidasi dari 95 persen menjadi 70 persen.
Tak hanya itu dalam proposal yang dirilis DAO pada Senin (22/8/2022) platform jual beli NFT ini juga turut mengurangi akses investor untuk melakukan aksi penjualan token digital. Semua cara ini dilakukan untuk mempermudah DAO dalam melikuidasi NFT ditengah bear market.