Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Xiaomi, produsen smartphone yang berbasis di China, beberapa waktu lalu telah mengungkapkan akan melanjutkan pengembangan mobil listrik (EV) dengan Beijing Automotive Group (BAIC Group).

Menurut sebuah laporan dari LatePost, mobil listrik Xiaomi yang akan datang akan berbentuk seperti mobil sedan 4 pintu dan diperkirakan akan dijual dengan harga lebih dari 300.000 yuan atau sekitar 43.500 dolar AS.

Dengan pasar EV China yang berkembang pesat seperti saat ini, menempatkan Xiaomi pada posisi yang sulit.

Baca juga: Xiaomi Jajaki Industri Otomotif, Berencana Memproduksi Mobil Listrik

Dikutip dari Arena EV, Minggu (4/9/2022) perusahaan itu tampaknya tidak akan meluncurkan mobil listrik pada awal tahun 2024 mendatang, tetapi akan berusaha untuk mempersiapkan dan merancangnya terlebih dahulu.

Baca juga: Produsen Ponsel Xiaomi PHK 900 Karyawan Usai Pendapatannya Turun 20 Persen

Selain itu, Xiaomi akan mempertaruhkan masa depan mobil listrik pada kemampuan otonom dan solusi perangkat lunaknya.

Perusahaan telah setuju untuk menggunakan sensor Light Detection and Ranging (LiDAR) yang dipasok oleh Hesai Technology yang berspesialisasi dalam robotika otonom.

Sensor LiDAR solid-state hybrid Hesai AT128 adalah pilihan Xiaomi untuk sensor utama, itu akan didukung oleh radar all-solid-state tambahan untuk mendeteksi obyek yang berada di dekat mobil tersebut sehingga dapat meminimalisir kecelakaan.

Sensor LiDAR AT128 Hesai juga digunakan oleh produsen kendaraan listrik, Li Auto di SUV Li L9-nya yang baru saja debut di China.

Sementara itu, pendiri Xiaomi, Lei Jun mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan anggaran besar untuk mengembangkan sistem mengemudi otonom beserta beberapa ahli di bidang tersebut.