Bisnis Kripto Lesu, Kraken Hengkang dari Pasar Jepang
Bursa jual beli kripto yang berbasis di AS, Kraken, menghentikan kantor operasinya di Jepang setelah mengalami penurunan pendapatan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Bursa jual beli kripto yang berbasis di AS, Kraken, menghentikan kantor operasinya di Jepang setelah mengalami penurunan pendapatan selama beberapa bulan terakhir, Rabu (28/12/2022).
Hengkangnya Kraken dari pasar Jepang diketahui publik usai bursa kripto ini membatalkan pendaftaran sebagai layanan pertukaran aset digital yang resmi dan ilegal di Badan Layanan Keuangan Jepang ( JFSA ) pada 31 Januari mendatang.
Batalnya pendaftaran ini yang kemudian membuat publik berasumsi apabila Kraken tengah merencanakan penutupan operasi di Jepang, tak lama dari beredarnya isu tersebut salah satu pendiri sekaligus CEO perusahaan Kraken, Jesse Powell mengklarifikasi isu tersebut.
Sambil menyampaikan rasa terima kasihnya pada para investor Jepang, Kraken berjanji untuk mengembalikan semua aset kripto yang disimpan para investor di bank penyimpanan digital milik perusahaan Kraken.
Mundurnya Kreken dari pasar Jepang terjadi lantaran bisnis kripto yang berada di negeri sakura ini terus menurun, akibat terdampak bear market di tengah runtuhnya bursa kerajaan FTX milik Sam Bankman-Fried , serta hancurnya perdagangan di bursa Celcius.
Amblesnya perdagangan Bitcoin dan sejumlah mata uang digital sebanyak 60 persen selama setahun terakhir, imbas bear market dan crypto winter.
Selain membuat volatilitas Bitcoin dan sejumlah aset digital lainnya menyusut sebanyak 1,4 triliun dolar AS, namun juga telah membuat popularitas koin kripto perlahan memudar.
Alasan ini yang membuat Kraken kesulitan untuk mencetak laba penjualan selama 2022, krisis tersebut bahkan membuat perusahaan asal AS ini terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 30 persen atau sekitar 1.100 pegawai.
Baca juga: Pasar NFT Kraken Membuka Daftar Tunggu untuk Versi Beta
“Perusahaan harus tumbuh lebih cepat, karena kebutuhannya mencapai lebih dari tiga kali lipat tenaga kerja perusahaan. Itu sebabkan kami melakukan perampingan struktur pada Kraken.” jelas keterangan Powell.
Sebelum mengalami kemunduran bursa Kraken pernah mengalami pertumbuhan cepat dalam saat masa bull market yang berlangsung, tepatnya selama perdagangan di 2021 lalu.
Namun kondisi tersebut berbanding terbalik setelah pasar kripto global dihantam sejumlah permasalahan ditengah lonjakan inflasi.
Baca juga: Tidak Aman, Perusahaan Pertukaran Mata Uang Kripto Kraken Tutup Kantor Pusat di San Francisco
Tekanan ini yang kemudian membuat perusahaan kripto Kraken ikut terseret jatuh, karena para investornya melakukan aksi penarikan secara massal.
Hingga membuat Kraken mengalami kejatuhan dan terpaksa memangkas karyawan serta mengurangi operasi cabangnya guna menekan pembengkakan pengeluaran perusahaan.