Harga Aset Kripto Mengalami Kenaikan Saat Silicon Valley Bank Bangkrut
Banyak investor yang mengalihkan dananya ke aset kripto, khususnya Bitcoin sebagai suatu aset lindung nilai.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aset kripto mengalami kenaikan di tengah runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat.
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan pada pasar kripto yang berlangsung dalam 24 jam ditengarai dipicu oleh Krisis perbankan yang tengah terjadi di Amerika Serikat, salah satunya perihal kasus SVB yang baru saja terjadi beberapa hari lalu.
"Adanya kasus ini, menyebabkan banyak investor yang mengalihkan dananya ke aset kripto khususnya Bitcoin sebagai suatu aset lindung nilai. Dengan naiknya harga Bitcoin, memicu altcoin untuk naik juga. Demand terhadap kripto yang kini naik diharapkan berlangsung secara bertahap di tahun 2023 ini," kata Oscar dikutip dari Kontan, Kamis (16/3/2023).
Berdasarkan market Indodax pada Sela
Baca juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Bank Kecil Goyang Ekonomi Amerika, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?
sa (14/3/23) pukul 11.00 WIB, kripto yang dimaksud yaitu Bitcoin (BTC) dengan kenaikan 8.83 persen (kini berada pada harga 372 juta rupiah), Ethereum (ETH) dengan kenaikan 4.67% (kini berada pada harga 25,552 juta rupiah), Ripple (XRP) dengan kenaikan 0.37% (kini berada pada harga 5681 rupiah).
Dilanjutkan dengan Cardano (ADA) dengan kenaikan 0.38% (kini berada pada harga 5247 rupiah), Polygon (MATIC) dengan kenaikan 3.11% (kini berada pada harga 18023 rupiah), DOGE dengan kenaikan 2.31% (kini berada pada harga 1106 rupiah), Solana (SOL) dengan kenaikan 2.98% (kini berada pada harga 311318 rupiah), Polkadot (DOT) dengan kenaikan 3.15% (kini berada pada harga 93449 rupiah), serta Tron (TRX) dengan kenaikan 0.89% (kini berada pada harga 1024 rupiah).
Mengenai kasus SVB, Silvergate, dan Signature ada beberapa pihak yang mungkin merasa khawatir apabila kasus ini akan berdampak buruk bagi pasar kripto di Indonesia.
Namun Oscar menampik bahwa kasus ini tidak akan berdampak negatif, malah justru berdampak cukup positif bagi perdagangan pasar kripto dalam negeri.
Oscar mengatakan, persyaratan suatu crypto exchange Indonesia yang berdiri dan teregulasi yaitu harus menyimpan cadangan uangnya di bank bank Indonesia. Maka dari itu ia merasa exchanger crypto Indonesia tidak ada yang menggunakan SVB untuk menampung uang.
"Jika industri perbankan di Indonesia masih berjalan dengan normal, saya yakin crypto exchange Indonesia pun juga akan begitu. terkait dampak cukup positif yang dialami oleh Indodax yaitu kenaikan harga pada Bitcoin dkk yang disebabkan oleh permintaan dan pembelian investor terhadap kripto besar," jelas Oscar.
Terkait pemberitaan ini, Oscar pun menyarankan bahwa Kenaikan harga yang terjadi perlu disikapi secara bijaksana oleh masyarakat yang berinvestasi di kripto. (Noverius Laoli/Kontan)