Sayurbox Kembali PHK Karyawan, Ini Profil Sang Pendiri Startup
Startup yang bergerak di bidang e-grocery, Sayurbox dikabarkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Startup yang bergerak di bidang e-grocery, Sayurbox dikabarkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap sejumlah karyawannya.
CEO & Co-Founder Sayurbox Amanda Susanti mengatakan kinerja perusahaan tumbuh kuat di segmen Business to Business (B2B), tetapi pasar segmen Business to Consumers (B2C) tidak tumbuh seperti yang diperkirakan selama pandemi.
Oleh sebab itu, Sayurbox memutuskan untuk menggabungkan beberapa gudang B2C, mengkonsolidasikan layanan pengiriman instan menjadi pengiriman pada hari yang sama (same day) untuk meningkatkan efisiensi operasional, serta melakukan tim restrukturisasi ke channel penjualan lainnya di dalam organisasi.
Baca juga: Elon Musk Ngaku Sudah PHK 80 Persen Karyawan Twitter
"Hal ini menyebabkan Sayurbox terpaksa harus melepas beberapa anggota di tim B2C. Keputusan ini tidak diambil dengan mudah, tetapi diperlukan untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang perusahaan," kata Amanda dalam sebuah pernyataan, Jumat (14/4/2023).
Pada akhir tahun lalu, Sayurbox juga telah melakukan pemangkasan terhadap 5 persen karyawannya.
Kala itu, Amanda berdalih pemangkasan karyawannya itu dilakukan sebagai bagian dari efisiensi perusahaan untuk dapat mandiri secara finansial dan tumbuh secara sustainable dalam jangka panjang di tengah tantangan makro ekonomi global.
Profil Amanda Susanti, Pendiri Sayurbox
Kehadiran e-commerce di Indonesia saat ini memang sangat membantu masyarakat dalam urusan belanja. Salah satunya, membeli sayur dan buah-buahan online lewat Sayurbox yang didirikan Amanda Susanti.
Mengutip dari situs Lifepal, Wanita dengan nama lengkap Amanda Susanti Cole merupakan lulusan program Manajemen di University of Manchester, Inggris.
Setelah menyelesaikan studinya di Inggris, Amanda kemudian mulai bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Namun, Amanda memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta dan memilih untuk mendirikan startup yang bernama Sayurbox pada 2017 silam.
Baca juga: Pengusaha: PHK Massal di Industri Tekstil Terjadi karena Turunnya Kinerja Ekspor
Salah satu alasan mengapa dia mendirikan Sayurbox yakni karena dia ingin membantu para petani untuk memasarkan hasil panennya secara digital.
Lewat Sayurbox, Amanda berhasil memenangkan kompetisi startup Seedstars Jakarta. Ia juga masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2019, kategori Industri, Manufaktur & Energi.
Maret tahun lalu, Sayurbox menerima pendanaan Seri C senilai lebih dari US$120 juta atau sekitar Rp1,7 triliun.
Pendanaan Seri C ini didapat kurang dari setahun setelah pendanaan Seri B senilai US$ 15 juta (Rp 216 miliar) yang dipimpin oleh Astra.
Sederet Startup Indonesia Lakukan PHK
Tak hanya Sayurbox, beberapa perusahaan rintisan yang ada di Indonesia juga telah ramai-ramai mengumumkan PHK.
Baca juga: Startup Lucid Restrukturisasi Bisnis Kendaraan Listrik, 18 Persen Karyawan Kena PHK
PHK tersebut disesabkan karena adanya ketidakpastian ekonomi global yang ditambah dengan tingginya inflasi dan suku bunga dalam beberapa waktu terakhir.
Dan berikut ini daftar beberapa startup di Indonesia yang telah melakukan PHK.
1. TaniHub
Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan semua layanan business to consumers (B2C), sehingga turut menghentikan operasional gudang di Bandung dan Bali. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan segmen business to business (B2B).
TaniHub pun mengakui dengan adanya penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah pekerja. TaniHub pun akan memfokuskan bisnis menjadi pemasok bagi hotel, restoran, dan kafe (horeka). Selain itu, akan menyasar modern trade yaitu supermarket, hypermarket, dan pasar swalayan.
Baca juga: Karyawan Google di London Lakukan Aksi Demo Terkait Perselisihan PHK
2. LinkAja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan. Meski demikian, mereka memastikan jumlah yang direorganisasi kurang dari 200 karyawan.
3. Zenius
Startup teknologi edukasi (edutech) Zenius kembali mengumumkan PHK pada awal Agustus lalu tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak. Pada PHK pertama, Zenius telah memangkas sekitar 25 persen tenaga kerjanya atau lebih dari 200 karyawan. Zenius juga mengungkapkan kedua PHK ini dikarenakan perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.
4. Pahamify
Startup edutech Pahamify telah mengonfirmasi kabar terkait PHK kepada sejumlah karyawannya. Dalam konfirmasinya, Pahamify menjelaskan PHK ini sebagai salah satu bentuk dari adaptasi dalam kondisi makro ekonomi yang terjadi saat ini.
Baca juga: Produsen Perangkat Streaming Roku Kembali PHK 200 Karyawan
5. MamiKos
Startup yang bergerak sebagai penyedia layanan pencarian dan sewa kos hunian sementara, mengonfirmasi adanya PHK kepada karyawan karena adanya restrukturisasi.
Co-founder dan CEO Mamikos Maria Regina Anggit mengatakan PHK sudah mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi makro saat ini. Mamikos melakukan restrukturisasi untuk membuat struktur perusahaan lebih sehat dan mampu bertahan.
6. Shopee
Shopee Indonesia pada September lalu mengumumkan pemangkasan sejumlah karyawannya.
"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal Nataprawira, Head of Public Affairs Shopee Indonesia
7. Bananas
Bananas, startup quick commerce atau e-grocery mengumumkan akan menutup layanan dan pivoting ke bisnis baru.
Berdasarkan laman Instagram Bananas, startup yang telah beroperasi sejak Januari 2022 tersebut tidak melihat bisnis e-grocery akan berkembang dan dengan dukungan dari investor, Bananas akan memanfaatkan sisa dana yang ada untuk membuat bisnis baru. Pivoting ini berdampak kepada 36 karyawan.
8. Grab
Grab, startup ride hailing dari Singapura, mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawan di divisi GrabKitchen.
Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber mengatakan Grab mulai membuka GrabKitchen di Indonesia pada 2018, yaitu bisnis cloud kitchen atau “dapur sewa” yang hanya melayani pesan-antar.
Grab melihat selama 4 tahun beroperasi di Indonesia, terlihat pertumbuhan yang tidak konsisten, serta adanya peralihan menjadi model bisnis aset-ringan. Oleh karena itu, itu perusahaan asal Singapura tersebut memutuskan untuk menutup operasi GrabKitchen di Indonesia, efektif mulai 19 Desember 2022.
9. GoTo
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Melakukan PHK besar-besaran. Perusahaan melakukan pemangkasan terhadap 1.300 karyawannya.
"Tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan Perusahaan menghadapi tantangan ke depan," ujar Andre Soelistyo, CEO Grup GoTo.
10. Ruangguru
Startup edutech lainnya yang mengumumkan PHK adalah Ruangguru. Tim Corporate Communications Ruangguru mengatakan bahwa pihaknya telah memangkas ratusan karyawan.
“Keputusan sulit ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis,” ujarnya.