Tak Hanya Soal Aset Kripto, Apa Itu Teknologi Blockchain? Berikut Penjelasannya
Teknologi blockchain telah digunakan di berbagai sektor global, termasuk keuangan, rantai pasokan, dan game.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Blockchain selama ini dikaitkan dengan transaksi aset kripto, namun teknologi ini dinilai dapat dimaksimalkan ke sektor lain.
CTO Indodax, William Sutanto mengatakan, teknologi blockchain memiliki potensi untuk diterapkan di berbagai industri, asalkan didukung oleh regulasi yang jelas.
"Blockchain bukan hanya tentang cryptocurrency, tetapi juga tentang bagaimana data dapat diatur dan diamankan lebih efektif. Pemahaman mendalam tentang teknologi ini sangat penting untuk memaksimalkan potensinya," ujar William dikutip dari Kontan, Jumat (7/6/2024).
Menurutnya, teknologi blockchain telah digunakan di berbagai sektor global, termasuk keuangan, rantai pasokan, dan game.
Baca juga: Dukungan Pemerintah Jadi Kunci Kemajuan Teknologi Blockchain dan Aset Digital di Indonesia
William pun berharap Indonesia dapat menciptakan inovasi baru dalam industri tersebut agar tidak tertinggal dari negara lain.
"Mulai dari pengembangan teknologi blockchain itu sendiri, yang awalnya hanya ada layer-1, kemudian layer-2, dan sekarang layer-3," tambahnya.
Blockchain juga berpotensi mentransformasi berbagai industri lainnya.
"Teknologi ini adalah revolusi digital yang dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi di sektor keuangan, logistik, kesehatan, hingga pemerintahan," jelas William.
Di sisi karir, perkembangan teknologi blockchain membuka banyak peluang.
"Ada banyak peluang karir di bidang blockchain, mulai dari pengembangan teknologi hingga konsultasi dan analisis. Pemahaman tentang blockchain dapat membuka banyak pintu bagi profesional muda di Indonesia," kata William.
Lebih lanjut William menyampaikan, karir di industri blockchain tidak hanya terbatas pada sektor IT, tetapi juga mencakup pemasaran, penjualan, pengembangan bisnis, media sosial, dan lainnya.
Saat memberi kuliah umum di Universitas Pelita Harapan, William menjelaskan bahwa saat ini terdapat kesenjangan antara permintaan dan pasokan tenaga kerja di bidang blockchain.
"Supply orang yang mengerti blockchain masih sedikit, sementara demand dari perusahaan blockchain sudah banyak. Ini menjadi kesempatan lapangan kerja baru bagi mereka yang mencari kerja, termasuk kesempatan untuk bekerja remote dengan perusahaan internasional," ungkapnya. (Noverius Laoli/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Mengenal Teknologi Blockchain sebagai Aset yang Menjanjikan di Masa Depan