Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasar NFT Bergerak Sideways, Pesonanya Anjlok 50 Persen Selama Perdagangan 2024

NFT di perdagangan aset digital terus mengalami penurunan tajam, tercatat selama 2024 indeks NFT mengalami penurunan permintaan lebih dari 50 persen.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pasar NFT Bergerak Sideways, Pesonanya Anjlok 50 Persen Selama Perdagangan 2024
HO
Penjualan NFT pasar global anjlok usai terpengaruh penyusutan volume perdagangan sejumlah token NFT ternama, seperti NFT berbasis bitcoin yang dilaporkan turun 17,44 persen jadi 25,92 juta dolar AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON –  Pergerakan reli  Non Fungible Token (NFT) di perdagangan aset digital terus mengalami penurunan tajam, tercatat selama 2024 indeks NFT mengalami penurunan permintaan lebih dari 50 persen.

Adapun penurunan ini terjadi lantaran indeks NFT CryptoSlam 500, yang bertindak sebagai proksi pasar mengalami penurunan YTD hampir 1.300 poin.

Disusul CryptoSlam ETH NFT Composite yang mengukur kinerja pasar NFT Ethereum turun 36 persen.  CryptoSlam SOL NFT Composite anjlok 50 persen sementara pasar NFT di Polygon dan Cardano masing-masing turun 88 persen dan 47 persen.

Baca juga: Lonjakan Volume Penjualan NFT Terjadi di Periode Oktober hingga November 2023

Imbas turunnya pesona NFT, total transaksi NFT pada bulan lalu hanya mencatatkan keuntungan 6,6 juta, turun 34 persen bila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Adapun dari jumlah tersebut, 37 juta dolar AS dikaitkan dengan perdagangan wash dengan 80.919 transaksi wash.

Mengutip dari Coinmarketcap, penurunan NFT tahun ini terjadi karena beberapa faktor seperti berkurangnya permintaan, volume perdagangan yang lebih rendah, dan pergeseran minat investor.

Mengenang NFT

NFT muncul sebagai evolusi dari teknologi Colored Coins dalam ekosistem blockchain pada 2012 silam. Awalnya, Colored Coins digunakan untuk memverifikasi kepemilikan aset seperti saham dan surat berharga lainnya.

Berita Rekomendasi

Sejak saat itu popularitas token digital melesat naik, bahkan ada  lebih dari 2,5 juta dompet kripto di dunia yang memegang atau memiliki NFT selama 2021. Menurut penelitian Nonfungible.com, angka tersebut naik dari 75.000 menjadi 89.000 pengguna.

Kejayaan NFT berlanjut hingga awal 2023, bahkan di saat itu NFT dijual dengan harga yang fantastis berada di kisaran 1,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 20 miliar untuk satu token. 

Setidaknya ada beberapa artis dan penyanyi internasional yang kepincut dengan token bergambar kera ini diantaranya seperti Jimmy Fallon, Steph Curry, Madonna, Eminem, Gwyneth Paltrow, Snoop Dogg hingga Justin Bieber.

Sayangnya popularitas NFT kian meredup ditengah melesatnya isu resesi yang mengancam keamanan pasar global, menurut catatan dari situs komunitas analis ekosistem blockchain, Dune Analytics penurunan volume NFT mulai terlihat sejak aset digital mengalami bear market di awal Maret 2023.

Setelah NFT kehilangan pamor, sejumlah aset token digital perlahan mulai di obral dengan harga murah. Seperti koleksi Bored Ape Yacht Club merosot ke titik terendah dalam sejarah, yakni dibanderol dengan harga di bawah 30 ETH.

Baca juga: Pecah Rekor, Harga Bitcoin Tembus 65.000 Dolar AS Terdorong Isu Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan

Kondisi ini yang kemudian membuat koleksi NFT yang tidak memiliki fungsionalitas di dunia nyata. Hingga akhirnya sebanyak 92,57 persen investor mulai berbondong – bondong kabur meninggalkan pasar NFT.

Pasca ditinggal investor  platform pasar kripto, NFTevening mengungkap lebih dari 5.000 koleksi NFT dianggap mati. Ini lantaran NFT tersebut tidak lagi menunjukkan tanda-tanda kelayakan pasar karena tingkat ketidakuntungan sangat rendah sehingga volume perdagangan NFT tidak mengalami pergerakan penjualan dalam waktu minimal 7 hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas